Liputan6.com, Jakarta - Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) hari ini melakukan aksi damai untuk menyampaikan aspirasi menghentikan ketidakberpihakan negara pada PT Pertamina (Persero) dan membangun kedaulatan energi nasional.
Presiden FSPPB Ugan Gandar mengatakan, sekitar 2.500 pekerja Pertamina yang didukung sekitar 500 mahasiswa menggelar aksi turun ke jalan.
"Aksi mengambil rute Kantor Pusat Pertamina-Kementerian BUMN-Kementerian ESDM-Istana Negara-Kantor Pusat Pertamina," kata Ugan, di Jakarta, Kamis (5/6/2014).
Ugan mengungkapkan aksi dimaksudkan untuk menggugah pengambil keputusan di negeri ini yang sangat tidak menunjukkan keberpihakan kepada BUMN khususnya Pertamina.
Dia menyebutkan terdapat empat aspirasi dalam aksinya kali ini yaitu:
Pertama, agar pemerintah segera menyetop penguasaan minyak dan gas bumi (migas) oleh asing dan menjadikan Pertamina sebagai perusahaan migas nasional sebagai key role migas di Indonesia berdasarkan LOI RI-IMF 20 Januari 2000.
Kedua, pemerintah harus menghentikan rencana divestasi Anak Perusahaan Pertamina. Ketiga, lanjut Ugan, hentikan proses KSO lapangan tulang punggung Pertamina EP.
Keempat, menghentikan wacana perpanjangan kontrak Blok Mahakam ke asing dan segera putuskan penyerahan pengelolaannya ke Pertamina pasca kontrak 2017.
"Dengan aksi ini kami menegaskan kepada pemerintah dan juga masyarakat Indonesia, agar mereka tau Pertamina perannya bagi negara ini sungguh luar biasa sehingga jangan sampai ada niatan-niatan untuk mengkerdilkan Pertamina melalui berbagai macam kebijakan sembrono dan tidak berpihak kepada bangsa sendiri," pungkasnya. (Pew/Ndw)
2.500 Pekerja Pertamina Gelar Unjuk Rasa, Ini Tuntutannya
Para pendemo menuntut penghentian ketidakberpihakan negara pada PT Pertamina (Persero) dan membangun kedaulatan energi nasional.
Advertisement