Liputan6.com, Jakarta - Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, Jokowi-Jusuf Kalla (JK) dipastikan tidak akan mengutamakan usulan Bank Indonesia (BI) perihal pengurangan angka nol dalam mata uang rupiah (redenominasi).
Ketua Tim Ekonomi Jokowi-JK, Arif Budimanta mengungkapkan konsentrasi pasangan yang didukungnya tersebut akan lebih kepada menciptakan penguatan dari nilai tukar rupiah itu sendiri.
Hal itu dilakukan dengan memperbaiki current account yang selama ini lebih sering mengalami defisit, salah satunya dengan meningkatkan kualitas daya saing dan ekspor Indoensia.
"Kalau punya fundamental ekonomi yang kuat, rupiah menguat dengan sendiri," kata Arif di Gedung Permata Kuningan, Jakarta, Kamis (4/6/2014).
Arif yang saat ini juga menjadi anggota DPR RI Komisi XI itu mengungkapkan rencana redenominasi tersebut sudah masuk ke DPR RI dan sudah dibentuk panitia kerja (panja).
Hanya saja tidak ada kelanjutan pembahasan tersebut karena DPR memandang pemerintah belum menyetujui usulan BI tersebut.
"Saya rasa pemerintah sekarang tidak setuju. Kalau tidak setuju, dia tidak akan di dorong. Menurut pandangan kami, redenominasi bukan jadi agenda prioritas," katanya.
Seperti diketahui, Bank Indonesia pada tahun lalu telah mengusulkan ke pemerintah mengenai pengurangan angka nol dalam mata uang rupiah. Hal itu dilakukan mengingat jumlah satuan angka pada rupiah dinilai terlalu banyak.
Dengan pengurangan angka nol tersebut nantinya diakui BI akan lebih menyederhanakan transaksi hingga pembukuan bagi para pelaku industri keuangan. (Yas/Nrm)
Ini Pandangan Jokowi-JK soal Pengurangan Angka Nol pada Rupiah
Konsentrasi akan lebih kepada menciptakan penguatan dari nilai tukar rupiah itu sendiri.
Advertisement