Sukses

Unggul dalam Konsumsi, RI Lemah Soal Infrastruktur

Tingkat Konsumsi tidak mampu diimbangi sektor industri karena masih memiliki banyak kendala.

Liputan6.com, Jakarta - Tingkat konsumsi masyarakat yang terus mengalami pertumbuhan dinilai sebagai salah satu keunggulan Indonesia jika dibandingkan negara-negara lain sesama anggota ASEAN.

"Pertumbuhan konsumsi Indonesia lebih baik dibandingkan negara tetangga. Ini menjadi kunci pertumbuhan ekonomi kita sehingga dari sisi produksi pun ikut berkembang," ujar Chief Eksekutif Officer (CEO) PT Bosowa Group Erwin Aksa di Jakarta, Jumat (6/6/2014).

Namun hal tersebut tidak mampu diimbangi sektor industri karena masih memiliki banyak kendala. "Sering kita dihadapi masalah infrastruktur. Kalau di Jawa urusan listik tidak menjadi masalah, tetapi untuk ketersediaan jalan dan suplai bahan baku seperti gas masih menjadi persoalan besar. Ini membuat infrastruktur migas menjadi kendala industri di Jawa," tutur dia.

Sedangkan kendala utama yang dialami di luar Pulau Jawa yaitu soal ketersediaan listrik. Hal ini tidak jarang membuat industri berhenti berhenti berproduksi atau tutup menutup pabriknya. "Ini karena karena ketiadaan infrastruktur listrik," lanjutnya.

Selain kendala-kendala tersebut, pertumbuhan industri di dalam negeri juga masih terhalang pada ketersediaan dan mahalnya harga lahan terutama dikawasan industri di Pulau Jawa.

Erwin mencontohkan harga lahan di kawasan industri Jabodetabek mencapai Rp 2 juta-Rp 3 juta per meter persegi. Sedangkan harga lahan di China hanya sekitar US$ 60-US$ 100 per meter persegi.

"Ini sangat tidak visibel. Ini yang menghambat industri kita. Sedangkan investor tidak mau membangun industri mau diluar jawa karena SDM-nya tidak ada. Ini terkait dengan pendidikan dimana sekolah yang memiliki kualitas bagus banyak berada di Jawa. Ujung-ujungnya tidak terjadi pemerataan industri," jelas dia.

Oleh sebab itu, Erwin menghimbau pemerintah yang baru memiliki visi dalam hal pemerataan untuk menunjang pertumbuhan industri didalam negeri.

"Kita ingin industri ini berkembang secara merata dan masing-masing daerah memiliki industri unggulan," tandasnya. (Dny/Nrm)