Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha berharap masa kampanye calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang berlangsung saat ini mampu memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat.
Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan, seharusnya kampanye yang berlangsung ini tidak dijadikan ajang untuk saling membuka aib masing-masing kandidat.
"Kami minta agar jadikan kampanye sebagai ajang pendidikan politik yang baik bagi masyarakat dan generasi muda. Hilangkan kesan mencekam, karena ini pesta demokrasi yang harusnya gembira," ujar Sarman kepada Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis selasa (10/6/2014).
Menurut Sarman, jika kedua kandidat hanya melancarkan kampanye hitam, maka masyarakat hanya akan menjadi apatis sehingga tidak mau memilih. Hal ini akan membuat porsi pemilih yang golput akan semakin besar.
"Kalau banyak yang golput, legalitas yang terpilih nanti semakin tidak bagus. Makanya kami ingin menggugah seluruh elemen masyarakat agar kampenye ini bermartabat dan berbudaya," lanjutnya.
Sarman menjelaskan, meskipun pihak pengusaha sejauh ini belum merasakan dampak dari kampanye hitam masing-masing kandidat, namun ada baiknya jika kampanye hitam yang muncul selama ini dihentikan. Sebab jika dibiarkan maka dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap stabilitas politik yang berujung pada sektor ekonomi.
"Kami minta semua elemen masyarakat menjaga agar selama kampanye ini tidak terprovokasi, kalau sampai terjadi kerusuhan kan yang terganggu ekonomi. Statment ini (kampanye hitam) bisa membuat masyarakat jadi terpecah. Kalau bagi kami pengusaha mau siapapun jadi presiden tidak berpengaruh, toh kami tetap mencari uang sendiri kok," tandasnya. (Dny/Ahm)
Harapan Pengusaha Terhadap Pelaksanaan Pilpres
"Hilangkan kesan mencekam, karena ini pesta demokrasi yang harusnya gembira," ujar Ketua Umum DPD HIPPI Jakarta, Sarman Situmorang.
Advertisement