Sukses

73% Orang Indonesia Ingin Menaikan Usia Pensiunnya

Hasil survei pada kuartal pertama 2014 ini menunjukan bahwa 73% investor Indonesia memilih untuk menaikan usia pensiun.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Manulife dalam Manulife Investor Sentiment Index in Asia menghasilkan kesimpulan bahwa investor Indonesia menjadi standar untuk menaikan usai pensiun resmi di wilayah Asia.

Director of Business Development PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Putut E. Andanawarih mengatakan, saat ini investor Indonesia sudah bekerja lebih lama setelah pensiun dibandingkan dengan para investor di negara-negara Asia lainnya.

"Sikap positif investor Indonesia terhadap upaya menaikan usia pensiun ini bahkan terlihat menonjol di tengah-tengah luasnya dukungan terhadap peningkatan usia pensiun resmi yang terjadi di seluruh negara Asia yang diteliti," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/6/2014).

Sementara itu, Chief of Employee Benefits PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Nur Hasan Kurniawan menyatakan, dalam penelitian ini juga menunjukan bahwa hanya investor Indonesia yang berharap untuk dapat terus bekerja setelah melewati usia pensiun resmi.

"Usia pensiun di Indonesia adalah 55 tahun, yang merupakan usia pensiun termuda di wilayah yang diteliti. Angka ini ditetapkan beberapa dekade lalu saat usia harapan hidup masyarakat Indonesia jauh lebih rendah yaitu sekitar 55-60 tahun," jelasnya.

Hasil survei pada kuartal pertama 2014 ini menunjukan bahwa 73% investor Indonesia memilih untuk menaikan usia pensiun. Angka ini jauh diatas rata-rata regional yang sebesar 51%. Namun usia pensiun di Indonesia 10% di bawah usia pensiun sebagian besar negara di Asia dan 5 tahun di bawah usia pensiun yang berlaku di Malaysia dan Filipina.

"Indonesia telah mengalami perkembangan ekonomi yang dramatis sejak masa itu. Maka usia harapan hidup pun mengalami peningkatan di mana saat ini usia harapan hidup mencapai usia 70-an atau 80-an. Masyarakat berharap agar usia pensiun yang berlaku secara umum saat ditinjau kembali," tandas dia.

Survei ini didasarkan pada 500 wawancara online di delapan negara yaitu Hongkong, China, Taiwan, Jepang dan Singapura. Sementara di Malaysia dan Indonesia, survei dilakukan secara tatap muka.

Responden adalah investor kelas menengah hingga atas yang berusia 25 tahun ke atas yang menjadi pengambil keputusan utama dalam hal-hal keuangan di dalam rumah tangga dan sudah memiliki produk investasi. (Dny/Gdn)

Video Terkini