Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono melalui menteri keuangan (menkeu) menurunkan target pertumbuhan ekonomi tahun ini dari yang semula sebesar 6 persen menjadi 5,5 persen. Langkah penurunan tersebut merupakan stategi untuk memudahkan pemerintah selanjutnya.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengaku, penurunan target pertumbuhan ekonomi tersebut sebagai bentuk mempersiapkan pondasi bagi pemerintahan selanjutnya agar bisa melakukan akselerasi.
"Sekarang kami bikin perlambatan dulu sehingga mereka punya ruang nanti untuk bikin pertumbuhan ekonomi tinggi. Kalau pertumbuhan ekonomi tinggi itu harus dibiayai oleh investasi, ini butuh uang," kata Chatib saat ditemui di Hotel Four Season, Rabu (11/6/2014).
Untuk itu Chatib menekankan kepada pemerintahan baru nantinya untuk memberikan kebijakan investasi yang bersahabat bagi para investor.
Dengan meningkatnya investasi tersebut, nantinya akan mampu memperbanyak lapangan kerja untuk selanjutnya juga dapat membantu penegntasan kemiskinan di Indonesia.
"Tabungan domestik kita sekarang hanya 32% dari produk domestik bruto (PDB), sedangkan kalau mau tumbuh tinggi itu butuh investasinya sekitar 37%, kurang 5%, itu kan tidak mungkin. Pilihannya orang ditingkatkan tabungannya maka tabungan domestiknya naik, berarti orang harus makin kaya," jelasnya. (Yas/Gdn)
Menkeu: Pemerintah Baru Harus Bersahabat dengan Investor Asing
Pemerintah menurunkan target pertumbuhan ekonomi tahun ini dari yang semula sebesar 6 persen menjadi 5,5 persen.
Advertisement