Sukses

BUMN RI Idealnya Ada 80 Perusahaan

Pembentukan holding yang tengah dikejar Kementerian BUMN, antara lain holding perkebunan dan holding kehutanan,

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dimiliki pemerintah Indonesia saat ini masih terlampau banyak. Pemerintah berharap perusahaan pelat merah bisa jauh berkurang sehingga kinerjanya semakin kinclong.

Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengaku, hari ini pihaknya bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung membahas soal restrukturisasi atau pengurangan jumlah BUMN di Tanah Air.

"Memang tadi kami laporkan juga karena Pak Menko bilang, bukan banyaknya BUMN tapi kualitasnya. Ini juga yang diminta untuk menjalankan program pembentukan holding," terangnya usai Rakor BUMN di Jakarta, Kamis (12/6/2014).

Pembentukan holding yang tengah dikejar Kementerian BUMN, antara lain holding perkebunan, holding kehutanan, konsolidasi perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang pangan dan lainnya.

"Misalnya Perta Arun Gas (PAG) dan PT PLN Persero yang sekarang sudah selesai konsolidasinya dan PAG bahkan maju sekali. Konsolidasi PT Rukindo dengan PT Pelindo II, PT Taruna Tirna ke KBN. Itu kami laporkan semua," ucap dia.

Konsolidasi lain, kata Dahlan antara perusahaan pangan ke PT Pupuk Indonesia. BUMN pangan itu antara lain, PT Sang Hyang Sri (SHS) dan Pertani. Hal ini dilakukan agar perusahaan tersebut mampu menyalurkan benih kepada masyarakat tanpa perlu terbebani oleh masa lalu.

"Pengadaan benih padi dialihkan ke Pupuk Indonesia, karena tadinya kan tanggung jawab SHS tapi SHS tidak punya kemampuan untuk membeli benih dari masyarakat karena masa lalu yang berat. Makanya tanggung jawab dilimpahkan ke Pupuk Indonesia dan SHS dikonsolidasi ke sana, sehingga pelaksanaannya tidak sulit," terang Dahlan.

Realisasi konsolidasi ini, tambah dia, diharapkan rampung dua bulan ke depan. Sedangkan Peraturan Pemerintah (PP) menunggu dari Presiden.

"Mudah-mudahan konsolidasi SHS ke Pupuk Indonesia bisa dalam dua bulan ini. Karena kami perlu mengurangi jumlah BUMN yang terlalu banyak. Sekarang kan tinggal 120-an, idealnya 80-an perusahaan. Jadi harus berkurang lagi," sambung dia.

Hal ini dibenarkan CT. Dia mengaku, penggabungan beberapa BUMN terkait perusahaan pangan perlu dilakukan agar  SHS mempunyai kemampuan dan kualitas baik dalam melaksanakan tugasnya.

"Konsolidasi yang lagi dalam proses Sucovindo dan Surveyor Indonesia, PAG dan PLN, Rukindo dan Pelindo II, dan perusahaan lainnya. Sedangkan antara PGN dan Pertamina nggak kita bahas karena menyangkut masalah besar," tukasnya. (Fik/Gdn)