Sukses

Pengusaha Makanan & Minuman Jamin Harga Tak Naik Hingga Lebaran

Padahal kenaikan tarif listrik industri telah membuat biaya produksi makanan dan minuman melejit.

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan tarif listrik bagi yang ditetapkan pemerintah untuk industri dinilai akan berpengaruh besar terhadap biaya produksi industri terutama bagi industri yang banyak mengandalkan mekanisme mesin dalam proses produksi.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, meski memberikan beban tambahan, namun produsen makanan dan minuman telah berkomitmen untuk tidak menaikan harga produk hingga hari raya Idul Fitri.

"Kami tidak akan menaikan harga sampai lebaran, itu komitmen kita. Harusnya setelah lebaran kita akan mengevaluasi. Menaikan harga menjadi pilihan terakhir, lebih bagus kalau harganya tidak naik," ujarnya di Kantor Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Jakarta, Kamis (12/6/2014).

Adhi mengaku belum bisa memperkirakan besaran kenaikan harga produk akibat kenaikan tarif listril ini. Namun menurutnya, setiap kenaikan listrik sebesar 5%, maka memberikan pengaruh terhadap kenaikan harga pokok produksi sebesar 1%.

"Ini kami evaluasi dulu efek dominonya seperti kenaikan harga packaging plastik, karton, bahan baku dan lain-lain. Ini karena para produsen itu pasti juga menaikan harganya," lanjut dia.

Lukman mengaku menyesalkan keputusan pemerintah menaikan tarif listrik ini. Hal ini karena sejak awal tahun para produsen telah mempunyai perencanaan soal volume produksi, anggaran yang disiapkan serta kontrak dengan mitra pedagang dan retailer.

"Padahal industri punya perencanaan yang bagus, bugdet tahunan yang harus dilaksanakan dan punya kostumer yang kontraknya tahunan. Makanya kita sesalkan mengapa pemerintah selalu membuat perubahan yang mendadak. Kalau tiba-tiba berubah seperti ini akan menyulitkan industri," jelasnya.

Lukman juga mengaku pihaknya dan produsen lain belum memiliki rencana untuk menyampaikan protes kepada pemerintah karena masih fokus memenuhi kebutuhan jelang pemilihan presiden (pilpres) dan bulan Ramadhan.

"Kita belum memikirkan untuk melobi kenaikan ini, karena masih fokus pada pemilu dan puasa," tandasnya. (Dny/Ndw)

Video Terkini