Liputan6.com, Jakarta - Usai menjadi perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) kini tengah menyusun rencana untuk meningkatkan kinerja dan kapasitas produksi. Peningkatan produksi itu membutuhkan dana S$ 1,9 miliar.
"Setelah menjadi BUMN, kinerja harus diusahakan lebih bagus produksi, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), itu yang diharapkan," ujar Direktur Utama Inalum Winardi di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Jumat (13/6/2014).
Ia menjelaskan, perusahaan telah menyusun rencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangunan pelabuhan serta membangun smelter. Semua ini dilakukan agar target peningkatan kapasitas produksi alumunium ingot sebesar 500 ribu ton pada 2019 bisa tercapai.
"Kami akan kerjasama dengan perusahaan lain yang mengolah biji bauksit menjadi alumina. Itu sudah mulai dari sekarang. Dan kami harapkan 2019 nanti untuk peningkatan kapasitas harus sudah selesai artinya sudah harus selesai 500 ribu ton," lanjutnya.
Winardi menyatakan, untuk proyek-proyek tersebut perusahaan membutuhan dana sekitar US$ 1,9 miliar dimana 35% berasal dari internal dan sisanya akan berasal dari sumber dana lain seperti pinjaman. Saat ini dana internal Inalum mencapai kurang lebih US$ 400 juta
"Sekitar itulah, tapi kan kami belum melakukan studi kelayakan. artinya baru justifikasi second profesional kami hanya perkiraan. Prosesnya masih panjang. kami juga simpanan dana juga masih banyak, jadi kami persiapkan," katanya.
Pada 2013 kapasitas produksi alumium ingot Inalum mencapai 260 ribu ton. Angka ini meningkat 4% jika dibandingkan 2012. "Ini cukup bagus. artinya dengan kapasitas yang sama kami bisa naik. Tiap tahun harus meningkat," tandas dia. (Dny/Gdn)
Tingkatkan Produksi, Inalum Butuh Dana US$ 1,9 Miliar
Target peningkatan kapasitas produksi alumunium ingot sebesar 500 ribu ton pada 2019.
Advertisement