Sukses

Kedua Capres Diimbau Ungkap Jurus agar RI Jadi Negara Terkemuka

"Mereka harus paparkan bagaimana rencana dalam melakukan transformasi struktural pada ekonomi Indonesia," ujar Ekonom UI Telisa Faliyanti.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Telisa Faliyanti meminta kepada calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) untuk memaparkan persoalan ekonomi makro pada Debat Capres Jilid II, malam ini.

"Masyarakat ingin dengar bagaimana mereka akan melakukan perubahan signifikan pada perekonomian kita agar lebih mandiri dan dapat mensejahterakan rakyat," ungkap dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (15/6/2014).
 
Meskipun tidak secara detail, kata Telisa, Prabowo dan Jokowi harus mengupas tentang transformasi struktural pada perekonomian Indonesia. Transformasi ini menjadi bekal Indonesia untuk mewujudkan visi misi dalam jangka panjang.

"Mereka harus paparkan bagaimana rencana dalam melakukan tranformasi struktural pada ekonomi negara ini demi mencapai visi Indonesia menjadi negara terkemuka di dunia pada 2030," jelasnya.

Terpenting, menurut dia, kedua calon pemimpin tersebut perlu berbicara mengenai strategi besar guna melakukan perubahan fundamental.

Namun saat ditanya mengenai perlunya Prabowo dan Jokowi dalam mencari solusi anggaran subsidi energi, termasuk bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, Felisa enggan menjawab secara detail.

"Kalau terlalu detail waktunya nggak cukup. Soal itu (subsidi energi) adalah sub bagian dari isu besar transformasi ekonomi," terangnya.

Felisa menyoroti visi misi di bidang ekonomi yang pernah disampaikan Prabowo dan Jokowi. Dia menganggap bahwa kedua capres ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

"Grand strategi Prabowo bagus, tapi angka-angka yang dipaparkan ada beberapa yang terlalu bombastis. Sedangkan Jokowi punya pengalaman terjun di sektor riil, tapi konsep makro kurang. Semuanya perlu dibuktikan dengan kerja keras," pungkas dia.  

Seperti diketahui, debat capres Jilid II akan dilaksanakan malam ini. Tema debat kali ini akan mengangkat Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial. Dan ditunjuk sebagai moderatornya adalah Profesor Ahmad Erani Yustika dari Universitas Brawijaya Malang. (Fik/Ahm)