Liputan6.com, New York - Perusahaan terlalu berekspansi tanpa memperhitungkan kinerja keuangan dan manajemen perusahaan yang tidak mengikuti tata kelola perusahaan dengan baik berdampak terhadap masa depan perusahaan.
Sejumlah faktor tersebut membuat perusahaan menjadi bangkrut. Perusahaan besar yang tampaknya memiliki kinerja baik dan prospek baik ke depan ternyata juga tak sebagus yang dibayangkan.
Sejumlah perusahaan itu pun ada yang masih berjalan baik karena mendapatkan talangan, dan ada yang mengalami kebangkrutan. Berikut lima perusahaan besar di Amerika Serikat (AS) yang pernah mengajukan kebangkrutan yang dikutip dari The Richest, Senin (16/6/2014):
Advertisement
Enron
6. Enron
Enron, salah satu perusahaan energi di Amerika Serikat menjadi salah satu kasus yang paling terkenal dari skandal kebangkrutan. Jeffrey Skilling masuk ke Enron, dia menyediakan cara untuk menyembunyikan miliaran utang melalui beberapa metode berbeda.
Dia menggunakan celah akuntansi, entitas tujuan khusus, dan pelaporan keuangan yang buruk. Pada pertengahan 2000, saham perusahaan anjlok dari US$ 90,75 per saham menjadi US$ 1 pada November 2001. Lalu 2001, Enron mengajukan keberatan dengan perkiraan aset US$ 63,4 miliar.
Akibat skandal itu, banyak dari para eksekutif di Enron didakwa atas berbagai tuduhan dan beberapa dijatuhi hukuman penjara. Saat ini, peraturan baru dan undang-undang dibuat untuk membuat kasus Enron kembali terjadi.
Berdasarkan wikipedia, perusahaan mempekerjakan sekitar 21 ribu orang pegawai, dan termasuk perusahaan energi terkemuka di bidang listrik, bubur kertas, dan komunikasi.
Advertisement
Conseco
7. Conseco
Ketika Conseco, salah satu perusahaan asuransi dan keuangan mengajukan kebangkrutan pada 2002. Nilai kebangkrutan perusahaan ini diperkirakan mencapai US$ 52 miliar. Perusahaan mengalami kebangkrutan karena beberapa faktor. Perseroan yang mengakuisisi Green Tree Financial pada 1990 telah merusak kinerja keuangan. Hal itu menandai kegagalan dua bos besarnya Steven Hilbert dan Gary C Wendt.
Chrysler
8. Chrysler
Masalah keuangan Chrysler dimulai pada 2008 sebagai akibat dari krisis otomotif. Perusahaan otomotif mencoba memperbaiki untuk penjualan buruk dengan membiarkan karyawan keluar, tetapi mereka semakin jatuh ke dalam utang.
Pada November 2008, penjualan Chrysler turun 34,8 persen hanya dalam 12 bulan. Chrysler dan dua perusahaan lain mencoba untuk mendapatkan bantuan pemerintah tetapi tidak berhasil. Pada Desember 2009, Presiden George W.Bush mengumumkan penyelamatan pinjaman US$ 13,4 miliar untuk mobil Amerika, dan Chrysler termasuk dalam kelompok ini. Gedung Putih mengatakan, hal itu akan memberikan tambahan US$ 6 miliar untuk membantu Chrysler. Lalu hanya dalam tempo dua tahun, Chrysler sekali lagi menjadi perusahaan yang menguntungkan.
Advertisement
Pacific Gas and Electric Co
9. Pacific Gas and Electric Co
PG&E mengajukan kebangkrutan sebagai akibat listrik dari 2000-2001. Ketika pemadaman menyapu California, biaya tenaga dan listrik meroket. Hal ini didorong dari keputusan California untuk deregulasi industri energi pada 1996.
Perseroan sempat mencatatkan kebangkrutan US$ 36,15 miliar. Ketika perseroan asal Amerika Serikat ini mengajukan kebangkrutan, mereka tidak mengharapkan apapun, dan sepenuhnya melunasi utang sekitar US$ 9 miliar.
Delta Airlines
10. Delta Airlines
Perusahaan penerbangan ini mengajukan kebangkrutan pada 2005. Hal itu karena melonjaknya biaya bahan bakar dan tingkat persaingan perusahaan penerbangan. Selain itu, perusahaan ini juga tertekan akibat serangan 9/11. Perusahaan yang pernah menjadi maskapai terbesar ketiga ini, sejak 2001 telah kehilangan sekitar US$ 6,1 miliar.
Menurut para ahli, Delta Airlines menunggu terlalu lama untuk memotong biaya, tidak seperti beberapa pesaing mereka yang menyebabkan mereka jauh ke dalam utang.
Advertisement