Sukses

Zara, Bisnis Fashion Raksasa dari Tangan Anak Pembantu

Tak pernah terpikirkan dalam benak Amancio Ortega, bisnis ritelnya akan menjamur hingga ke berbagai pelosok dunia

Liputan6.com, Barcelona - Tak pernah terpikirkan dalam benak Amancio Ortega, bisnis ritelnya akan menjamur hingga ke berbagai pelosok dunia. Maklum, sejak kecil, Ortega hidup di tengah jeratan kemiskinan dengan kehidupan yang serba sulit.

Tetapi putera dari pembantu rumah tangga ini akhirnya berhasil mendirikan bisnis besar, Zara. Anak usaha Inditex tersebut, perusahaan yang didirikannya itu berawal dari toko kecil di pinggiran Spanyol.

Mengawali karirnya sebagai pelayan di toko pakaian, Ortega hanya mengikuti insting untuk mempelajari cara membuat pakaian di sana. Keahlian menjahitnya terus berkembang dari hari ke hari.

Saat belajar, Ortega tak pernah berpikir dirinya mampu menjadi miliarder dengan harta senilai US$ 64,3 miliar yang dikantonginya saat ini. Pria terkaya keempat di dunia ini, bahkan hanya mampu mendirikan toko kecil saat itu.

Tapi strateginya yang baru berhasil mengubah toko kecil tersebut menjadi salah satu bisnis fashion raksasa di dunia. Berikut ulasan mengenai bisnis Zara yang berasal dari sebuah toko kecil di Spanyol seperti dikutip dari Forbes, New York Times, dan The Richest, Senin (16/6/2014):

2 dari 4 halaman

Awal Nama Usaha

Setelah sejak remaja bekerja sebagai penjaga toko, Armancio Ortega akhirnya membuka toko baju pertamanya di dekat La Coruna, Spanyol pada 1975. Zara sendiri merupakan anak usaha, dari Inditex yang didirikan Ortega.

La Coruna merupakan tempat yang tak begitu ramai, hingga cocok bagi para konsumen yang ingin menghabiskan banyak waktu untuk berbelanja. Kala itu, Ortega menyebut tokonya Zorba dan bukan Zara.

Nama Zorba diambilnya ari film `Zorba the Greek` yang dirilis pada 1964. Ternyata, terpisah dua blok dari sana, terdapat sebuah bar yang juga bernama Zorba.

Pemilik bar lantas mendatangi para pegawai di tokonya dan mengatakan dua nama yang sama akan membingungkan pelanggan. Akhirnya, Zorba diubah menjadi Zara.

Sementara induk usahanya, Inditex, baru didirikan sepuluh tahun kemudian pada 1985.


3 dari 4 halaman

Strategi Ganti Produk Dua Kali Sepekan

Setelah resmi bernama Zara, Ortega semakin giat menggenjot bisnis fashionnya tersebut. Yang paling mencolok dari Zara kala itu adalah bagaimana Ortega memasarkan produknya.

Peraturan yang tak boleh dibantah dan harus terus dilakukan adalah mengganti tampilan baju di depan sebanyak dua kali seminggu. Tak hanya itu, dia memastikan seluruh pesanan baju pelanggan harus selesai hanya dalam waktu dua hari.

Dengan strategi unggulannya itu, pelanggan datang dari berbagai tempat dan mulai mencintai produk-produknya. Tak heran, bisnis fashion kecil-kecilan tersebut terus berkembang pesat.

Lebih dari itu, jika ada satu produk yang tidak laku dalam 11 hari, maka seluruh jenis produk tersebut harus diganti baru. Harga produk yang baru keluar biasanya lebih murah daripada yang bertahan lama.

4 dari 4 halaman

Zara Jadi Mesin Pencetak Uang

Ortega lantas ingin membangun bisnis manufakturnya sendiri di La Coruna. Perusahannya menyiapkan berbagai rancangan pakaian siap pakai untuk diproduksi di China dan India, di mana upah pegawai masih sangat rendah.

Pakaian yang sudah jadi lantas diekspor kembali dan dipajang di berbagai toko selama musim semi dan musim gugur. Kini, produk Zara telah diproduksi di berbagai negara seperti Portugal, Maroko, Turki, Bangladesh, Vietnam dan Brasil.

Pasarnya juga telah meluas, Zara dijual di berbagai negara dan kota-kota besar dunia seperti London, Tokyo dan Sao Paolo. Setiap hari, para manajer toko harus melaporkan informasi ke pusat cabangnya masing-masing.

Setelah itu, laporan tersebut disampaikan ke rumah para desainer. Para desainer juga harus mengembangkan berbagai desain baru yang akan dikirim ke pabrik-pabrik untuk dibuat menjadi produk baru.

Kini Inditex telah menjadi label fashion ternama dunia dan telah berdiri di berbagai negara Eropa, Amerika serta di Indonesia. Zara pula yang telah mengantarkan Ortega menjadi miliarder terkaya keempat di dunia.(Sis/Nrm)

 

Video Terkini