Sukses

Starbucks, Kerajaan Kopi Dunia yang Diciptakan Pengusaha Amatir

Perusahaan yang didirikan dua guru dan seorang penulis ini awalnya hanya menjual teh, biji kopi serta cemilan ringan.

Liputan6.com, California - Gagasan bisnis spektakuler kadang datang tak terduga seperti apa yang terjadi pada kerajaan kopi dunia, Starbucks. Cukup mencengangkan memang jika mengetahui, Starbucks awalnya tidak menjual kopi sebagai bahan dagangan utamanya.

Perusahaan yang didirikan dua guru dan seorang penulis ini awalnya hanya menjual teh, biji kopi serta cemilan ringan di rumah salah satu pendirinya tersebut. Uniknya, para pendiri toko kecil itu tidak menyadari bahwa biji kopinya memiliki cita rasa yang khas dengan potensi bisnis sangat besar.

Bahkan toko yang pertama berdiri di Seattle ini membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun untuk menyadari seluruh potensi bisnisnya. Perlahan tapi pasti, toko tersebut menjelma menjadi kedai kopi raksasa, Starbucks.

Kini, Starbucks telah menyebarkan kedainya di berbagai pelosok dunia termasuk di Indonesia. Dengan pelayanannya yang unik dan strategi bisnis yang berbeda, Starbucks berhasil menjadi kerajaan kopi terbesar di dunia.

Berikut ulasan jatuh bangun Starbucks hingga berdiri segagah sekarang seperti dikutip dari situs resmi Starbucks, ABC News, The Telegraph, dan Shop Ventory, Rabu (18/6/2014):

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Berawal dari Toko Makanan Sederhana di Tangan Pebisnis Amatir

1. Berawal dari Toko Makanan Sederhana di Tangan Pebisnis Amatir

Berdiri pada 1971, Starbucks awalnya tidak menjual kopi dan espresso, tapi hanya biji kopi. Dua guru dan seorang penulis terinspirasi mendirikan toko setelah melihat kesuksesan Peet's Coffee dan Tea di Berkeley, California.

Kala itu, seorang guru bahasa Inggris, Jerry Baldwin, guru sejarah Zev Siegel, dan penulis Gordon Bowker memang telah berteman lama dengan pendiri Peet's, Alfred Peet. Dengan bantuannya, trio pengusaha kecil itu lantas berhasil mendapatkan dana sebesar US$ 8.000 untuk mendirikan tokonya sendiri.

Toko tersebut lantas bertahan sebagai tempat penjualan teh, biji kopi, dan makanan ringan. Sembilan tahun kemudian, dengan berbagai inovasi dan perkembangan, Starbucks mulai dikenal dunia.

Untuk melanjutkan garis kesuksesannya, Starbucks lantas menciptakan logo unik bergambar siren guna memunculkan sensualitas dalam setiap kedainya. Logo tersebut terus berevolusi hingga kini menjadi salah satu penarik minat masyarakat untuk berkunjung.

Perlu diketahui, ketiga kawan baik tersebut tidak pernah belajar mengenai perdagangan atau bisnis sebelum toko tersebut berdiri. Ketiganya hanya mengikuti hasrat untuk berbisnis biji kopi dan roti bakar.

 

3 dari 5 halaman

Masuknya CEO Howard Schultz ke dalam Bisnis Starbucks

2. Masuknya CEO Howard Schultz ke dalam Bisnis Starbucks

CEO Starbucks Howard Schultz masuk dan menjadi tim perusahaan pada 1982 sebagai kepala pemasaran karena koneksinya dengan perusahaan Swedia yang memasok biji kopi ke tempatnya. Tugasnya adalah menyebarkan kata-kata pemasaran unggul Starbucks, mencicipi rasa baru, menciptakan inovasi baru dan langkah apapun yang dapat meningkatkan bisnis Starbucks.

Ingat, saat itu Starbucks hanyalah pusat penjualan biji kopi dan tidak menjual kopi dalam cangkir seperti sekarang. Dalam perjalanannya ke Italia, Schultz tersihir dengan lezatnya secangkir kopi di sana.

Dekorasi kafe yang tenang juga membuat dia semakin menikmati kopi tersebut. Saat itu juga Schultz merasa terinspirasi dan ingin mengembalikan budaya meminum kopi ke Amerika Serikat (AS).

Kala itu, Baldwin tidak terlalu tertarik dengan gagasannya untuk menjual espresso. Schultz sangat meyakini gagasannya dan memilih meninggalkan Starbucks pada 1985 untuk mendirikan bisnis kopinya sendiri, Il Giornale.

 

4 dari 5 halaman

Il Giornale Mencetak Sukses, Schultz Membeli Starbucks

 3. Il Giornale Mencetak Sukses, Schultz Membeli Starbucks

Tanpa diduga, bisnis kopi Schultz berhasil mendulang sukses. Pada Agustus 1987, dengan pendapatan dari bisnisnya ditambah bantuan dana dari sejumlah investor, Schultz membei Starbucks dari Baldwin dan Bowker dengan angka yang cukup fantastis senilai US$ 3,7 juta.

Mimpi Schultz saat itu adalah memperluas cabang Starbucks ke berbagai lokasi di Seattle. Dia lantas menggabungkan Il Giornale dan Starbucks menjadi satu bisnis.

Pada 1992, dia mendaftarkan perusahaannya di bursa saham AS. Penjualan kopi itu lantas menjadi sangat terkenal, tak hanya di Seattle tapi juga di berbagai pelosok AS.

 

5 dari 5 halaman

Kini Starbucks Memiliki Lebih dari 18 Ribu Kedai

4. Kini Starbucks Memiliki Lebih dari 18 Ribu Kedai

Starbucks mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam lima tahun setelah itu dan terus mencatatkan peningkatan spektakuler sejak itu. Antara 2007 dan 2008, kedai Starbucks bahkan dibuka setiap hari.

Sejak awal, Starbucks memang dibangun untuk menjadi perusahaan yang unik dan unggul. Minum kopi tak hanya menjadi konsumsi orang kaya tapi juga merupakan kegiatan yang dapat menciptakan perasaan saling terhubung antar pelanggannya.

Misinya memang untuk menginspirasi dan meningkatkan semangat hidup manusia.

Kini, lebih dari 18 ribu kedai kopi telah berdiri di 62 negara. Starbucks sangat terkenal karena rasa kopinya yang khas dan pelayanannya yang prima serta ramah. (Sis/Ahm)

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini