Liputan6.com, Jakarta - PT Mandala Airlines, yang beroperasi dengan brand Tigerair Mandala mengumumkan bahwa Tigerair Mandala akan menghentikan kegiatan operasional terhitung 1 Juli 2014. Keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan sejumlah faktor seperti kondisi pasar dan biaya operasional meningkat akibat dari depresiasi rupiah.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Indonesian National Air Carrier Assosiation (INACA) Arif Wibowo mengatakan kesulitan yang dialami oleh Mandala sebenarnya juga terjadi pada maskapai lain di Indonesia.
"Kami mengalami kesulitan seperti itu, ini dialami oleh semua airlines. Setiap airlines menghadapi hal yang sama tidak hanya Mandala, seperti Citilink, Lion, Air Asia, Garuda, semua menghadapi hal yang sama," ujar Arif saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Kamis (19/6/2014).
Menurut Arif, banyak hal yang menjadi tekanan dalam bisnis penerbangan di Indonesia saat ini seperti kondisi makro ekonomi, pelemahan rupiah, harga avtur yang meningkat, perbaikan infrastruktur yang belum maksimal serta ditambah persaingan antar maskapai yang semakin ketat.
"Pertumbuhan ekonomi kan di bawah ekspektasi. Kemudian rupiah yang melemah juga berdampak pada cost structure airlines sebesar 45 persen, sekaligus pendapatan kami terkena depresiasi rupiah. Jadi tekanan-tekanan yang ada memang sangat besar," jelas dia.
Meski demikian, Arif berjanji semua maskapai yang menjadi anggota dari INACA akan semaksimal mungkin membantu proses pengalihan penerbangan untuk calon penumpang Mandala ke maskapai lain.
"Kalau sesama airlines, kami akan bantu maksimal mungkin. Tetapi tergantung rute dan kapasitas yang kami miliki," tandasnya. (Dny/Ahm)
Tigerair Mandala Stop Operasi, Bagaimana Nasib Maskapai Lain?
Ketua Inaca Arif Wibowo mengungkapkan maskapai mengalami tekanan besar terutama pelemahan rupiah sebesar 45 persen dan harga avtur naik.
Advertisement