Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden nomor urut dua Joko Widodo mengungkapkan, pembangunan ekonomi Indonesia yang terutama bagaimana membangun sumber daya manusia untuk mendorong pembangunan ekonomi Indonesia.
Ia mengungkapkan, pembangunan ekonomi Indonesia mempunya potensi besar. Akan tetapi keputusan lapangan sering terlambat menghambat pembangunan ekonomi itu. Selain itu, menurut ada tiga hal penting untuk mendukung pembangunan ekonomi. Menurut Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi ini, hal pertama yang harus dibenahi adalah pembangunan manusianya bukan infrastruktur.
"Mengapa pembangunan nomor pertama yaitu manusia. Pembangunan Indonesia dengan manusia memunculkan produktivitas, etos kerja, sehingga gol terakhir daya saing kita lebih meningkat," ujar Jokowi, saat acara Dialog Kadin Capres-Cawapres, Jumat (20/6/2014).
Advertisement
Ia menambahkan, kedua membenahi infrastruktur. Ia mengakui memang masalah infrastruktur ini berkaitan dengan masalah pendanaan dan perizinan.
"Infrastruktur yang ada diselesaikan dengan cepat. Berkaitan dengan jalan, pelabuhan mudah-mudahan asal lapangannya diketahui dengan baik," tutur Jokowi.
Ketiga soal regulasi, menurut Jokowi ada banyak peraturan daerah yang tak pro dengan dunia usaha dan investasi. Hal itu juga sama dengan peraturan pemerintah. Oleh karena itu, Jokowi menyatakan akan membenahi peraturan yang tak pro dunia usaha itu.
Selain itu, saat mengomentari soal Kadin. Ia mengungkapkan dirinya telah mengerti dengan Kadin. Apalagi ia juga sudah aktif di Kadin Solo sejak 1990. Sementara itu, Jusuf Kalla telah aktif di Kadin sejak 1980.
"Berkaitan dengan Kadin 100 persen kami mengerti," kata Jokowi.
Sebelumnya Ketua Panitia Penyelenggara Dialog Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Anindya Bakrie mengatakan, slogan Jokowi JK adalah kita yang diusung oleh calon presiden (Capres) Joko Widodo dan calon wakil presiden (cawapres) Jusuf Kalla dibuat orang Kadin sendiri.
"Jokowi JK adalah kita, saya curiga slogan ini dibuat orang Kadin. Jokowi JK adalah keluarga Kadin. Jokowi aktif di Kadin Solo. JK di Kadin Sulawesi Selatan," ujar Anindya.
Ia menceritakan, kabar soal pemilihan presiden ini seperti bangsa terbelah. Anindya mengibaratkan, pertandingan piala Italia Belanda.
"Tetap siapa pakai yang mana saya tidak bisa tunjukan. Pada hari ini itu semua kita tanggalkan," kata Anindya. (Pew/Ahm)