Liputan6.com, Jakarta - Hingga saat ini PT Merparti Nusantara Airlines masih menemui posisi yang sulit. Pasalnya maskapai tersebut terlilit hutang yang tak sedikit, yakni mencapai Rp 7,6 triliun terhitung sampai Januari 2014.
Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Sofyan Djalil mengatakan, bangkrutnya maskapai pelat merah itu bukanlah sesuatu yang baru.
"Merpati itu penyakit lama,"kata dia dalam diskusi 'Mantan Menteri dan Gurbernur BI Bicara' , Jakarta, Jumat (20/6/2014).
Sofyan mengatakan, persaingan di industri airlines memang sangat kompetitif. Jika perusahaan tidak kuat, maka akan berpotensi tutup seperti yang terjadi pada TigerairMandala. "Tiger tutup, bisnis airlines biasa kompetitif, skill down jual aset," lanjut dia.
Oleh karena itu, pihaknya menyarankan lebih baik Merpati ditutup saja dan pemerintah ke depan membangun maskapai baru pengganti Merpati. Menurut Sofyan, membangun maskapai baru lebih murah ketimbang mesti mempertahankan Merpati.
"Saya sarankan membentuk perusahaan baru. Pegawainya diberikan pesangon daripada negara menyediakan triliunan rupiah lalu tenggelam begitu saja," tukasnya.
Sejumlah langkah telah dilakukan untuk menyelamatkan Merpati. Bahkan, Komisi VI DPR RI meminta kepada kementerian BUMN agar segera melakukan pergantian direksi dan komisari perusahaan maskapai itu. (Amd/Ahm)
Sofyan Djalil: Merpati Lebih Baik Ditutup
Mantan Menteri BUMN, Sofjan Djalil menyarankan, Merpati membentuk perusahaan baru dibandingkan mempertahankannya.
Advertisement