Sukses

Dua Produk Indonesia Sukses Rajai Pasar AS

Wamendag Bayu Khrisnamurti memamerkan produk ekspor unggulan Indonesia di hadapan Bank Dunia, yakni sambal anoa dan pepaya california.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Khrisnamurti memamerkan produk ekspor unggulan Indonesia di hadapan Bank Dunia, yakni sambal anoa dan pepaya California. Kedua produk tersebut menuai banyak permintaan dari pasar luar negeri.

Dia menceritakan kisah petani Indonesia yang kewalahan meladeni tingginya permintaan pepaya California dari pasar dalam maupun luar negeri.

"Saya dapat pesan singkat dari petani di Kebumen. Apakah ada yang bisa membantu saya untuk memenuhi banjir permintaan pepaya california menjelang musim liburan dan ramadan. Ada tidak teknologi yang bisa mempercepat pepaya itu berbuah," kata Bayu mengutip pesan petani itu di acara Seminar Bank Dunia Indonesia: Avoiding The Trap di Jakarta, Senin (23/6/2014).

Dia menjelaskan, pepaya California merupakan produk buah asli dari Indonesia meski memiliki nama sebuah kota di Amerika Serikat (AS). Panggilan dari pepaya lokal ini adalah Kalina.

"Asli diproduksi di Indonesia, dan bijinya pun dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Permintaan pepaya ini sangat tinggi untuk pasar domestik maupun luar negeri, tapi nggak bisa dipenuhi," ujarnya.

Produk lain, kata Bayu, terkait penjualan sambal anoa yang merajai toko-toko swalayan di AS. "Kita bisa menemukan sambal anoa di toko di AS, Chicago, Washington dan lainnya," ucap dia.

Sambal anoa, dia bilang, sudah lolos di Badan Pengawas Obat dan Makanan di AS dari sisi kualitas. "Tapi apakah sambal yang diproduksi lokal ini bisa dipenuhi saat permintaan banyak? Inilah yang harus kita pikirkan," tuturnya.

Penjualan produk, Bayu mengaku, tak akan berjalan efektif apabila pengembangan infrastruktur kurang memadai. Padahal infrastruktur sangat krusial untuk memperlancar distribusi dan menekan ongkos logistik.

"Dengan demikian, tak mustahil bila ekonomi Indonesia tumbuh signifikan melalui pembangunan jalan raya, pelabuhan, mendorong investasi. Karena seperti Astra Internasional sudah komitmen akan memenuhi permintaan pasar untuk mobil baru ke pasar ASEAN dan perlu didukung dengan infrastruktur," cetus Bayu. (Fik/Ndw)

Video Terkini