Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN), Armida Alisjahbana mempertanyakan program calon presiden (capres) Joko Widodo untuk membangun 25 bendungan dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Pasalnya realisasi rencana tersebut harus memikirkan persoalan lahan yang saat ini terbatas.
"Mau bikin bendungan, ukurannya berapa? apakah sudah ada lokasinya. Jadi nggak mudah bangun 25 bendungan. Harus tahu ukurannya berapa," kata Armida di Jakarta, yang ditulis Selasa (24/6/2014).
Lebih jauh dia menambahkan, proyek pembangunan bendungan sangat memperhatikan persoalan lahan atau tanah. Rencana tersebut juga dikerjakan secara bertahap atau masuk dalam proyek multi years.
"Nomor satu adalah lahan. Kalau nggak ada susah. Apalagi ini proyek pasti multi years, jadi kalau ada proses relokasi lahan masyarakat tentu membutuhkan waktu lebih dari satu tahun. Wong Waduk Jatiluhur saja sudah 40 tahun nggak jadi-jadi," terang dia.
Sekadar informasi, capres Jokowi memiliki strategi sendiri terkait ketersediaan pangan. Dia mengaku akan mengutamakan kebutuhan petani seperti bibit, pupuk hingga pestisida.
Hal lain terkait infrastruktur, seperti bendungan guna menunjang pengairan dari pertanian. Bahkan, Jokowi menargetkan untuk membangun 20 sampai 25 bendungan kurun 5 tahun ke depan.
"Kalau ingin kejar itu kebutuhan petani," jelasnya. Dia mengaku strategi terkait pangan ini berdasarkan tinjauan di lapangan. Di mana semua petani menjawab masalah pupuk yang tak selalu tersedia dan masalah bibit dan pestisida. (Fik/Ahm)
Menteri PPN Sebut Sulit Bangun 25 Bendungan
Menteri PPN Armida Alisjahbana mengatakan, ketersediaan lahan menjadi faktor utama untuk bangun bendungan yang masuk proyek multi years.
Advertisement