Sukses

Ketegangan Pilpres Ikut Bikin Rupiah Terpuruk

Hal yang melemahkan nilai tukar rupiah dinilai bersifat sementara.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan kompetisi politik antar calon presiden dan calon wakil presiden ikut menyebabkan pelemahan rupiah. Sebab pemilihan presiden menimbulkan ketidakpastian kondisi di Indonesia.

"Penyebab sebetulnya di rupiah kita itu kalau dilihat dari awal itu ada di Rp 11.233. Mereka melihat ketidakpastiannya panjang. Kenapa? Karena mungkin nanti kalau hasil dari quick account selisihnya dikit, mungkin menunggu KPU, KPU mungkin menunggu Mahkamah Konstitusi, jadi uncertainty itu kemudian membuat rupiah melemah ke dari Rp 11.300 ke Rp 11.600 saat itu," kata Chatib saat melakukan kunjungan kerja di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (26/6/2014).

Selain pemilihan presiden, Chatib menuturkan defisit neraca perdagangan bulan lalu, membuat rupiah kembali melemah dari Rp 11.600 ke Rp 11.800.

"Nah yang terakhir adalah situasi di Irak, dengan goepolitical problem harga minyak naik, itu yang membuat melemah sampai sekitar ke Rp 12 ribu," tuturnya.

Namun menurut Chatib kondisi ini bersifat temporer, karena pemilu pasti berakhir dan presiden pasti terpilih. Setelah itu ketegangan politiknya akan hilang.

Sedangkan, neraca perdagangan belum pasti defisit tetapi bisa jadi kemudian surplus. Walaupun mungkin relatif kecil.

"Jadi dengan itu saya masih lihat bahwa nilai rupiah, dengan keadaan seperti ini, itu lebih pada temporary," ungkap dia.

Chatib menilai pelemahan mata uang tidak hanya dialami Indonesia, tetapi juga negara lain seperti India. "Rupee juga kena. Beberapa negara lain juga kena," pungkasnya. (Yas/Nrm)