Sukses

Kinerja Menurun, Lorena Salahkan Infrastruktur

"Usia bus AKAP rata-rata 12 tahun, akibatnya optimize performance rendah dan tidak efisien," kata Direktur Operasi Lorena, Suhadi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA), perusahaan jasa transportasi darat, membukukan penurunan kinerja sepanjang 2013 kemarin. Penurunan tersebut disebabkan oleh banyak hal salah satunya rusaknya infratruktur.

Direktur Operasi Lorena, Suhadi menjelaskan, perseroan membukukan laba sebesar Rp 3,1 miliar sepanjang 2013 lalu. Nilai tersebut turun 56,34 persen jika dibading dengan dengan tahun sebelumnya yang tercatat Rp 7,1 miliar.

Menurut Suhadi, ada beberapa penyebab turunnya kinerja perseroan. Pertama penurunan tersebut terjadi karena usia beberapa armada yang sudah cukup tua.

"Usia bus antar kota antar propinsi (AKAP) rata-rata 12 tahun, akibatnya optimize performance rendah dan tidak efisien," kata dia, Jakarta, Senin (230/7/2014).

Penyebab kedua turunnya kinerja karena rusaknya infrastruktur yang dilewati oleh bus. Rusaknya infrastruktur tersebut membuat tingkat kerusakan armada bus lebih tinggi dan juga tingkat ketepatan waktu berkurang.

"Realisisasi kerja operasi harian Transjakarta yang tidak tertata baik, dan tidak sterilnya jalur busway,"ungkap Suhadi menerangkan alasan ketiga. Untuk diketahui, saat ini Lorena menjadi salah satu perusahaan pengelola bus Transjakarta.

Agar penurunan kinerja pada 2013 tidak terulang di tahun ini, Direktur Senior Technical Advisor, Dwi Rianta Soerbakti mengatakan, perusahaan mengalokasikan 81 persen dana yang diperoleh dari iniatial public offering (IPO)  untuk mengembangkan atau meremajakan AKAP, Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway Transjakarta ( APTB), dan  Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB).

"Kuncinya adalah on time performance dengan peremajaan secara masif," tukas dia.

Sebagai informasi, Lorena catatkan saham di pasar modal pada 15 April 2014. Saham yang dicatatkan mencapai 350 juta saham dengan komposisi 150 juta untuk publik dan saham pendiri sebesar 200 juta saham.

Harga saham yang ditawarkan sebesar Rp 900 per saham dengan nominal Rp 500. Maka perseroan memperoleh dana sekitar Rp 135 miliar dari penawaran saham perdana. (Amd/Gdn)