Liputan6.com, Jakarta Beban biaya produksi yang terus meningkat membuat beberapa perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) di dalam negeri mengambil langkah untuk menutup pabriknya.
Hal tersebut diakui Ketua Umum Asosiasi Pertesktilan Indonesia (API) Ade Sudrajat yang mengaku sudah mendapatkan laporan penutupan pabrik tersebut, meski belum mau menyebut secara rinci.
"Saya sudah dapat laporan tapi belum saya cross check," ujarnya usai konferensi pers di Kantor API, Gedung Surveyour Indonesia, Jakarta, Senin (30/6/2014).
Dia memperkirakan penutupan pabrik akan berlangsung usai hari raya Idul Fitri dengan memanfaatkan libur Lebaran bagi para karyawannya.
"Pabrik akan tutup setelah lebaran. Liburan Lebaran momentumnya. Jadi perusahaan-perusahaan yang bermasalah ini, 2 minggu setelah dan 2 minggu sesudah Lebaran tidak buka. Nanti kesananya tidak buka lagi," jelas dia.
Ade mengatakan kebanyakan pabrik yang akan tutup merupakan produsen garmen dan tekstil yang pasarnya ditujukan untuk dalam negeri.
Hal ini akibat lonjakan biaya produksi karena adanya kenaikan tarif listrik dan UMP sehingga kesulitan bersaing dengan produk-produk impor.
"Ya garmen dan tekstril. Kecuali produk-produk yang spesifik seperti kain sarung, itu bisa bertahan. Soalnya kan itu tidak diproduksi dinegara lain," tandas dia. (Dny/Nrm)
Advertisement