Sukses

Pengusaha Tekstil Imbau Pemerintah Baru Benahi Sektor Energi

"Harusnya energi itu tersedia 20 persen lebih besar dari pada kebutuhan dan tiap tahun meningkat," ujar Ketua API Ade Sudrajat.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha tekstil dan produk tekstil (TPT) berharap pemerintah mendatang mampu mengelola penyediaan energi dengan baik. Hal ini agar ke depannya ada kepastian soal pasokan dan harga energi yang vital seperti listrik.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat mengatakan, harusnya pemerintah mampu menjamin ketersediaan energi seperti listrik untuk kebutuhan masyarakat dan industri di dalam negeri. Hal ini karena listrik merupakan tulang punggung dari peradaban yang berkembang.

"Kami berharap pemimpin yang akan datang mampu mengurus energi dengan baik untuk masyarakat luas dan agar menjadi penyerapan tenaga kerja lebih baik. Karena energi itu kan tulang punggung dari peradaban," ujar Ade saat konferensi pers di Kantor API, Gedung Surveyour Indonesia, Jakart, Senin (30/6/2014).

Menurut ade, kemampuan sebuah negara dalam menyediakan energi harus 20 persen lebih besar dari kebutuhan energi di dalam negara tersebut. Sehingga industri dan investor tidak khawatir terjadi kekurangan pasokan energi.

"Harusnya energi itu tersedia 20 persen lebih besar dari pada kebutuhan dan tiap tahun harus terus meningkat," lanjutnya.

Ade menyatakan, untuk memenuhi kebutuhan energi seperti listrik sebenarnya Indonesia tidak mempunyai pilihan lain seperti dengan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Namun sayangnya banyak pihak yang menentang wacana tersebut menilai Indonesia merupakan negara yang rawan bencana sehingga rentan terjadi kebocoran nuklir.

"Tapi kan ada wilayah yang bebas bencana seperti Kalimantan dan Bangka Belitung. Kalau dibangun disana, tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan listrik wilayah lain, tetapi juga menghidupkan perekonomian disana karena ada kepastian pasokan listrik," kata dia.

Selain soal energi, Ade juga berharap pemerintah mendatang mampu memperbaiki sistem logistik menjadi lebih baik sehingga mampu menekan biaya logisktik. "Itu juga harus diurus supaya lebih murah. Masa harga Harga logistik dari Shanghai (China) ke Jakarta hanya US$ 400 per kontener, tapi dari Semarang ke Jakarta itu Rp 10 juta per kontener," tandasnya. (Dny/Ahm)