Sukses

Ekspor Kayu Lapis Papua Meningkat

Sebagian ekspor dari Papua ditujukan ke Timur Tengah, Taiwan, Korea Selatan, Papua Nugini, Cina dan Singapura.

Liputan6.com, Jayapura - Badan Pusat Statistik (BPS) Papua mengklaim nilai ekspor Papua mengalami peningkatan sekitar 14,09 persen menjadi US$ 14,11 pada Mei 2014. Jika dibandingkan total ekspor bulan sebelumnya, yakni berkisar 12,37 juta dollar.

Kenaikan ekspor disebabkan karena adanya peningkatan pada golongan kayu dan barang dari kayu serta golongan non migas, masing-masing sebesar US$ 0,73 juta dollar dan US$ 0,84 juta.

Kepala BPS setempat, Didik Koesbianto mengatakan sebesar 38,42 persen, ekspor Papua keluar melalui Pelabuhan Bade yang merupakan pintu keluar utama untuk ekspor kayu lapis ke kawasan Timur Tengah.

Kemudian sebesar 33,90 persen keluar melalui Pelabuhan Serui yang juga merupakan pintu keluar untuk ekspor kayu lapis ke wilayah Timur Tengah dan Asia, serta 19,70 persen keluar melalui Pelabuhan Kimaam dengan jenis ekspor berupa golongan ikan dan hewan air lainnya yang ditujukan ke Cina.

BPS setempat juga tak mencatat adanya ekspor konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia, sejak ada larangan ekspor mineral mentah.

“Kebanyakan ekspor dari Papua ditujukan ke negara Timur Tengah, Taiwan, Korea Selatan, dan Papua Nugini, Cina dan Singapura. Sedangkan 7 ekspor golongan non migas lainnya ditujukan ke Singapura, Australia dan Papua Nugini,” jelasnya, Rabu (2/7/2014).

Sementara impor kumulatif Januari-Mei 2014 Provinsi Papua mencapai US$ 428,31 juta atau naik 99,41 persen dibandingkan total impor Januari-Mei 2013. Peningkatan terjadi pada impor migas akibat naiknya impor bahan bakar diesel sebesar 88,50 juta dollar, maupun pada impor non migas utama karena naiknya impor mesin-mesin atau Pesawat Mekanik (HS84) sebesar US$ 78,04 juta. Impor Papua terbesar berasal dari Australia, Singapura dan Amerika. (Katharina J/Ahm)