Liputan6.com, Jakarta - Wacana proyek kereta cepat dinilai sebagai proyek yang tidak efektif jika dibangun di Pulau Jawa. Pasalnya tidak hal mendesak yang menjadi alasan pembangunan proyek tersebut.
Pengamat Transportasi Darmaningtyas mengatakan, pembangunan kereta cepat akan mematikan jalur kereta yang sudah ada sehingga dianggap sebagai hal yang mubazir.
"Kereta api super cepat akan mematikan jalur kereta api yang ada dan jalan tol itu. Itu kemubaziran. Lebih baik dana yang ada untuk membangun infrastruktur transportasi di luar Jawa saja," ujarnya di Jakarta, Rabu (2/7/2014).
Menurut dia, jika tujuannya agar dapat menambah kapasitas angkut dari kereta, maka akan lebih baik dengan menambah jalur kereta yang sudah ada sehingga bisa menambah jumlah kereta yang melintas.
"Kalau mau meningkatkan kapasitasnya mending dibuat jalur ganda di koridor yang memungkinkan. Atau buat tanggul-tanggul penyangga di jembatan-jembatan rel yang curam," lanjutnya.
Darmaningtyas mengungkapkan, jika tetap ingin membangun proyek tersebut, maka harus diprioritaskan untuk kereta dengan jarak jauh, seperti Jakarta-Surabaya. Sebab jika dibangun pada jalur yang pendek seperti Jakarta-Bandung, maka hal tersebut dianggap tidak perlu karena sudah ada jalur kereta api yang dibuat oleh Pemerintah Belanda.
"Kalau mau kereta api cepat, Jakarta-Surabaya saja yang jaraknya jauh. Kalau Jakarta-Bandung, terus rel eksisting yang dibangun Belanda itu mau diapain? Kalau pula selisih satu jam perjalanan, apa sih keuntungannya?," jelas dia.
Dia juga menyatakan, proyek ini lebih baik dibangun oleh pihak swasta sehingga tidak menjadi beban bagi keuangan negara. "Kalau yang bangun swasta silakan. Tapi kalau pemerintah, apalagi dengan dana pinjaman jelas tidak perlu," tandasnya. (Dny/Ndw)
Â
Baca juga:Â
Advertisement
RI Mau Bangun Kereta Shinkansen, Jumlah Turis Asing Bisa Melonjak
Bos KAI: RI Tak Perlu Bangun Kereta Cepat
Pakai Kereta Shinkansen, Jakarta-Bandung Lebih Cepat daripada ke Bintaro