Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan Komisi VII DPR menyepakati target produksi minyak sebesar 830-870 ribu barel per hari (bph) dalam asumsi dasar sektor ESDM pada RAPBN 2015.
Pimpinan sidang Komisi VII DPR, Milton Pakpahan menyatakan, Komisi VII menyetujui usulan asumsi dasar sektor ESDM RAPBN 2015 berupa ICP, lifting minyak dan gas bumi, volume BBM dan BBN bersubsidi LPG 3 kg, subsidi BBN, subsidi LGV, dan alpha BBM bersubsidi. Milton menyebutkan, produksi atau lifting minyak 2015 sebesar 830-870 ribu bph dan lifting gas bumi 1.235-1.260 bph.
"Harga rata-rata minyak Indonesia ( Indonesian Crude Price/ICP) US$ 95-105 per barel," kata Milton, saat menutup rapat kerja dengan Kementerian ESDM, di Jakarta, Kamis (3/7/2014).
Sedangkan volume BBM bersubsidi yang disepakati sebesar 47-48,60 juta kilo liter (kl) yang terdiri dari premium dengan kandungan bioetanol 0,5 persen sebesar 29,39 sampai 30,75 juta kl, minyak tanah sebesar 0,85 juta kl, dan minyak solar campur biodiesel 10 persen sebesar 16,76-17 juta kl. Untuk volume epiji 3 kg 5,766 juta ton dan volume LGV 2.830 kl.
"Subsidi BBN (Bahan Bakar Nabati). Biodiesel sebesar Rp1.500 per liter. Bioetanol (BBN) sebesar Rp 2.000 per liter, subsidi LGV sebesar Rp 1.500 per liter. Alpha BBM Bersubsidi sama dengan formula APBNP 2013," paparnya.
Ia mengungkapkan, untuk subsidi listrik berjalan Rp 64,78 triliun-79,08 triliun. Komisi VII DPR memberi catatan mengenai komposisi energi primer PT PLN (Persero) yang perlu masuk dan menjadi bagian dari penetapan subsidi listrik.
"Sehingga ketika ada perubahan harus dilaporkan kepada komisi VII DPR secara tertulis," pungkasnya. (Pew/Ahm)