Sukses

Ekonomi Indonesia Jangan Terlalu Bergantung pada SDA

Kepala Green Economy Unit, PBB Johan Kieft mengatakan, Indonesia harus mulai mengurangi ketergantungan perekonomiannya pada sumber daya alam

Liputan6.com, New York Kepala Green Economy Unit, REDD+ PBB Johan Kieft mengatakan, Indonesia harus mulai mengurangi ketergantungan perekonomian pada hasil sumber daya alam (SDA).

Caranya, Indonesia perlu menggulirkan lebih banyak dana investasi di bidang riset dan pengembangan demi meningkatkan pengembangan industri berkelanjutan yang ramah lingkungan.

"Indonesia memang mengalami pertumbuhan yang luar biasa selama 10 tahun terakhir, tapi itu berdasarkan peningkatan komoditas dan ekstrak sumber daya alam seperti minyak sawit. Padahal langkah itu juga tak meningkatkan produktivitas tenaga kerja," ungkap pakar perubahan iklim global tersebut seperti dikutip dari trust.org, Jumat (4/7/2014).

REDD+, yang telah menjadi bagian dari PBB selama hampir 10 tahun, tengah mengajukan proposal agar negara-negara berkembang mengurangi emisi baik dari industri maupun karena kerusakan hutan.

Sebaliknya, Kieft menyarankan, negara berkembang seperti Indonesia untuk meningkatkan jumlah pohon di hutang dan mengelola penggunaan hasil produksi hutan dengan baik.

Dia menjelaskan, cara terbaik untuk membentuk perekonomian yang lebih ramah lingkungan adalah dengan meningkatkan wawasan para pelaku usaha.

"Kualitas pendidikan yang masih rendah cukup berbahaya. Di negara-negara di mana perekonomian menyingkirkan kepentingan lingkungan dan mengubahnya menjadi basis manufaktur dapat membahayakan ketahanan hutan," tutur dia.

Di banyak kasus, ketergantungan ekonomi negara pada SDA telah menyebabkan kerugian yang cukup signifikan di sektor lingkungan. Pasalnya, kerusakan tersebut dapat mengganggu perkembangan jangka panjang sebuah negara termasuk Indonesia. (Sis/Nrm)