Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengingatkan pemerintah untuk menjaga inflasi Juli. Pasalnya, saat ini ada dua momen yang sangat berpengaruh yaitu Lebaran dan tahun ajaran baru sekolah.
"Kami sampaikan kepada pemerintah, sudah mewanti-wanti Lebaran, bersamaan tahun ajaran baru," kata Kepala BPS Suryamin, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (4/7/2014).
Suryamin mengungkapkan, Lebaran dan tahun ajaran baru sekolah sangat berpengaruh memicu kenaikan inflasi. Hal itu karena saat momen tersebut tingkat konsumsi meningkat. Sedangkan Pemilihan Presiden yang juga berlangsung Juli tidak memiliki andil mempengaruhi inflasi.
"Dua momen meningkatkan permintaan, masalah pemilihan Presiden tidak masalah. Tidak pengaruh signifikan," ungkapnya.
Suryamin berharap, pemerintah menjaga permintaan kebutuhan masyarakat yang meningkat saat Lebaran, dan memperbaiki sarana transportasi agar pasokan kebutuhan tidak terkendala.
"Dalam Juli ini kita berdoalah. Suplai dijaga seiring permintaan tinggi Lebaran dan tahun ajaran baru infrastruktur diperbaiki," paparnya.
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardodjo memperkirakan, inflasi Juli akan sesuai dengan harapan pemerintah sekitar 4,5 persen.
Agus mengatakan, walau ada potensi mengalami kenaikan, yang diakibatkan oleh penerapan kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) 1 Juli 2014, hal itu masih dalam batasannya.
"Inflasi, secara umum saya melihat tren inflasi sesuai harapan, dan kita melihat walaupun ada sedikit potensi naik karena ada yang naik mulai satu Juli tapi kita tetap akan ada di range 4,5 plus minus 1 persen ada kecenderungan ke atas, tapi masih dalam range," pungkas Agus. (Pew/Ahm)
BPS Ingatkan Pemerintah Jaga Inflasi Juli
Momen Lebaran dan tahun ajaran baru memicu permintaan tinggi oleh masyarakat.
Advertisement