Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai pemerintah terlalu memanjakan golongan pelanggan listrik 450 dan 900 Kva.
Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi, mengatakan, skema pengurangan subsidi yang dilakukan pemerintah saat ini lebih politis dan populis karena melindungi dua golongan tersebut dari kenaikan TTL.
"Pemerintah selalu memanjakan 450-900," kata Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi, dalam diskusi yang diadakan Institute for Essentials Services Reform (IESR), di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (7/7/2014).
Menurut dia, pihak yang paling menjadi korban kebijakan pemerintah tersebut adalah golongan 1.300 Kva yang dinilai telah mampu.
Padahal sebagian golongan tersebut berasal dari golongan 900 Kva yang didorong untuk ditingkatkan saat PLN dipimpin Dahlan Iskan. "Kami komplain golongan 1.300 golongan mampu. Dulu jaman Pak Dahlan, 900 didorong 1300 gratis," ungkapnya.
Sedangkan saat ini golongan 1.300 tersebut terus menjadi korban kenaikan TTL. Menurutnya pemerintah harus memberikan penghargaan pada golongan tersebut.
"Tapi tanpa disadari naik tiga kali, seharus pemerintah berterimakasih sudah mau pindah, setelah pindah naiknya bertubi-tubi," pungkasnya.
Menurut dia, kalau pemerintah tidak ingin menyentuh pelanggan 450-900 kwh bisa menerapkan sistem kuota. "450 kwh menggunakan tarof subsidi kalau diatas itu menggunakan tarif baru," tegas dia. (Pew/Nrm)