Sukses

Lahir di Keluarga Miskin, Wanita Ini Sukses Bangun Bisnis Roti

Dengan segala kekurangan dan kisah pahit yang dilalui saat masih kecil, Kat Cole justru tumbuh menjadi pekerja keras dan pantang menyerah.

Liputan6.com, New York - Hidup dengan keluarga tak lengkap dan serba kekurangan tak menghentikan langkah Kat Cole, untuk mencapai kesuksesan. Wanita yang hidup miskin di masa kecilnya kini telah sukses mendirikan perusahaan roti internasional, Cinnabon dan menjabat sebagai presiden.

Mengutip laman Forbes, Rabu (9/7/2014), berbicara kehidupan masa kecilnya, Cole jelas tidak memulai kisah sukses dengan manis. Ayahnya seorang pemabuk hingga akhirnya sang ibu memutuskan untuk bercerai dan membesarkan anak-anaknya sendiri.

Cole akhirnya hanya hidup bersama ibunya di Jacksonville, Florida. Ibu Cole bekerja keras dan hanya mampu menghidupi keluarganya dengan penghasilan US$ 10 per minggu.

Menginjak usia remaja, Cole sudah mulai ikut membantu ibunya dengan bekerja paruh waktu sebagai pelayan restoran. Meskipun dia anak tunggal, tapi ibu Cole tak sanggup mengirimnya belajar hingga lulus di perguruan tinggi.

Sempat ikut kuliah, Cole akhirnya keluar karena tak sanggup membayar biaya administrasi. Belakangan setelah sukses, Cole kembali kuliah dan kini telah menyandang gelar master untuk bisnis.

Hebatnya, dengan segala kekurangan dan kisah pahit yang dilalui saat masih kecil, Cole justru tumbuh menjadi pekerja keras dan pantang menyerah. Cole kini telah menjadi Presiden Cinnabon.

Perusahaan roti itu kini telah menancapkan tentakel bisnisnya di 54 negara. Cole bahkan berhasil membuka 1.200 toko di sejumlah negara tersebut.

Semua kesuksesan itu berhasil dicapai di usianya yang masih terbilang muda, ke-35 saat ini. Kesuksesan itu bahkan dimulai saat dia berusia 19 tahun.

Kala itu, dia dikirim keluar negeri oleh bosnya untuk membantu membuka cabang toko di Australia dan beberapa negara lain. Dia diberi waktu tiga minggu untuk membuka restoran di beberapa negara tersebut.

Tantangannya saat itu, dia adalah pegawai yang paling muda di timnya. Tapi dia justru merasa termotivasi untuk bekerja lebih giat dibandingkan pegawai lain.

Dia juga belajar membangun kepercayaan dengan rekan kerja guna mendirikan sebuah perusahaan. Menurutnya, bisnis tak akan berjalan dengan baik jika Anda terus berasumsi pada orang lain. (Sis/Nrm)