Liputan6.com, Jakarta - Mantan Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Herman Darnel Ibrahim menduga dorongan penggunaan nuklir sebagai bahan bakar merupakan siasat bangsa asing agar sumber energi Indonesia bisa diekspor.
"Saya mencium mereka (bangsa asing) ingin sumber daya kita dijual ke mereka. Kalau kita pakai nuklir, batu bara dan gas bisa diekspor," kata Herman dalam peluncuran buku 'Energi Selamatkan Negeri' di KAHMI Center, Jakarta, Selasa (8/7/2014).
Menurutnya, saat ia menjabat sebagai anggota DEN, ia sering kedatangan pemangku kepentingan dari luar negeri untuk memastikan Indonesia tetap mengekspor energi ke luar negeri.
"Setiap ganti perdana menteri, Jepang bertanya bagaimana gas diamankan," ungkap Herman.
Herman menambahkan, China tetap ingin Indonesia mengekspor batubara ke Negeri Tirai Bambu itu. Konsumsi batu bara China sangat besar, bahkan jauh berkali lipat ketimbang konsumsi dalam negeri. Untuk itu, pemerintah China selalu melakukan hubungan diplomatis agar Indonesia mau mengekspor batubaranya.
"China menggunakan batu bara 3,5 miliar ton untuk hasilkan listrik 7.000 terawatthour (tWh). Bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) saja total nasional 70 juta ton," paparnya.
Dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) telah ditetapkan nuklir menjadi energi pilihan terakhir. Meski begitu, Indonesia masih mengembangkan teknologi nuklir.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi mengatakan, teknologi nuklir memang masih belum masuk dalam prioritas energi. Pasalnya, masih ada sumber energi lain yang bisa dikembangkan.
"Kami punya prioritas pembangunan energi. Pertama maksimumkan pembangunan energi baru terbarukan. Kedua, kurangi penggunaan BBM dan tingkatkan gas bumi. Ketiga, maksimumkan batu bara sebagai penyeimbang, dan nuklir sebagai alternatif terakhir," tutup Rinaldy. (Pew/Ndw)
Ini Siasat Asing Agar RI Terus Ekspor Energi
China tetap ingin Indonesia mengekspor batubara ke Negeri Tirai Bambu itu.
Advertisement