Sukses

Puasa, Penjualan Sirup Sampai Biskuit Melonjak 150%

Kenaikan penjualan produk makanan dan minuman selama bulan Ramadan berkisar 30-40 persen.

Liputan6.com, Jakarta Penjualan produk kemasan melonjak signifikan pada momen Lebaran tahun ini. Produk yang laris manis diserbu konsumen terutama makanan dan minuman untuk berbuka puasa. 
 
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman, mengatakan kenaikan penjualan produk makanan dan minuman selama bulan Ramadan berkisar 30-40 persen. Bahkan ada produk kemasan yang meraup peningkatan penjualan hingga ratusan persen dibanding hari normal. 
 
"Ada produk yang naik sekitar 100-150 persen. Contohnya produk manis seperti sirup, nata de coco, biskuit untuk buka puasa. Padahal hari normal nggak terlalu seperti ini, tapi dari harganya stabil," ungkap dia seperti dikutip Rabu (9/7/2014). 
 
Lebih jauh, kata Adhi, kenaikan konsumsi tersebut ikut ditopang momen Piala Dunia, selain dari bulan puasa. Sementara faktor pemilihan umum (pemilu) tak terlalu berpengaruh besar terhadap konsumsi domestik. 
 
"Konsumsi naik karena terbantu juga dengan Piala Dunia, karena orang-orang pada ngemil keripik, kacang, minuman soda, teh dan kopi serta snack lain. Sedangkan efek pemilu nggak terlalu banyak sumbang konsumsi," paparnya. 
 
Mengantisipasi tingginya permintaan, dia mengaku, para pengusaha sudah jauh-jauh hari meningkatkan kapasitas produksi maupun distribusi produk ke seluruh daerah di Tanah Air. 
 
"Sejak dua bulan sebelum puasa, kita sudah menambah kapasitas produki 50 persenan dan menyebarkan produk ke daerah karena khawatir akan terganggu menjelang pemilu dan puasa," terang Adhi. 
 
Penjualan produk makanan dan minuman, tambahnya, akan semakin menanjak sampai lebaran tiba. Peningkatan terjadi sejak dua pekan sebelum puasa. Sementara tahun-tahun lalu, penjualan produk ini selalu ramai diburuh konsumen satu bulan menjelang Ramadhan. 
 
"Untuk harga memang naik 20-30 persen tapi masih normal, termasuk daging, sayur-sayuran, buah dan telur. Kenaikan masih dalam batas wajar mengingat pemerintah sudah menyiapkan stok dan mendistribusikannya lebih baik dibanding tahun lalu yang mencatatkan kenaikan harga luar biasa," jelas Adhi. (Fik/Nrm)