Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengumumkan perkembangan perekonomian domestik pada kuartal II 2014 masih menunjukan tren melambat.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengungkapkan meskipun masih tumbuh cukup kuat, konsumsi rumah tangga diperkirakan melambat.
"Hal ini diindikasikan, antara lain oleh melambatnya indeks penjualan eceran dan penjualan mobil," katanya di Gedung Bank Indonesia, Kamis (10/7/2014).
Tirta menuturkan, konsumsi pemerintah yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi juga diprediksi tumbuh lebih rendah akibat bergesernya pembayaran gaji ke-13 ke kuartal III 2014, dan penghematan belanja Kementerian/Lembaga.
Sementara itu pertumbuhan investasi juga diperkirakan melambat, khususnya investasi bangunan sebagai dampak kebijakan stabilisasi.
Namun, investasi non bangunan diperkirakan meningkat yang antara lain ditopang oleh kinerja ekspor manufaktur yang masih kuat.
"Secara keseluruhan, kinerja sektor eksternal masih lemah karena tertahan oleh kinerja ekspor batu bara dan mineral. Meskipun ekspor secara keseluruhan melemah, ekspor manufaktur (non sumber daya alam) menunjukkan tren peningkatan, khususnya alat angkut," jelasnya.
Hal tersebut terutama didukung oleh pemulihan ekonomi di negara maju dan mulai dijadikannya Indonesia sebagai basis produksi mobil untuk pasar utama ASEAN, Jepang dan negara Asia lainnya.
Survei Konsumen Bank Indonesia pada Juni 2014 menunjukkan keyakinan konsumen yang sedikit melemah dibandingkan bulan sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2014 tercatat sebesar 116,3, sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 116,9.
Pelemahan tersebut terutama didorong oleh menurunnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dibandingkan dengan kondisi ekonomi enam bulan yang lalu. Secara kuartalan, rata-rata IKK kuartal II-2014 sebesar 115,7, lebih rendah dibandingkan 117 pada kuartal I-2014. (Yas/Ndw)
Pembayaran Gaji ke-13 PNS Mundur, Ekonomi RI Kena Imbas
Bank Indonesia mengumumkan perkembangan perekonomian domestik pada kuartal II 2014 masih menunjukan tren melambat.
Advertisement