Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus mengalami penguatan ke level Rp 11.500 usai pemilihan presiden (pilpres) disambut girang pemerintah. Kondisi ini mendorong optimisme pemerintah bahwa Indonesia akan kebanjiran aliran dana asing (capital inflow) apabila sudah ada kepastian hasil pemilu.
"Alhamdulillah. Kan saya sudah bilang, kalau (pemilu) berjalan damai, lancar, mudah-mudahan rupiahnya bisa menguat.
Apalagi nanti kalau sudah ada kepastian, maka bisa lebih baik lagi," tutur Menteri Keuangan, Chatib Basri di kantornya, Jakarta, Kamis (10/7/2014).
Lebih jauh katanya, penguatan kurs rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari ini mendorong masuknya aliran dana asingke Indonesia, terutama di pasar modal.
"Kelihatannya begitu (inflow). Tadinya di hari pertama Rp 500-650 miliar, lalu di hari kedua sudah lebih dari Rp 1 triliun. Di pasar modal, inflow-nya banyak, lalu lihat saja di bond (surat utang) kita, incoming bidd-nya sampai Rp 22 triliun," terangnya.
Menurut Chatib, pasar masih merespons positif pasar keuangan paska pilpres meski dua kubu saling mengklaim kemenangan hasil pemilu versi perhitungan cepat.
"Sejauh ini market responsnya Alhamdulillah, bagus. Kalau pemilunya berjalan lancar, dua pihak menunggu hasil real count-nya, maka bisa positifnya bisa terus berlanjut. Jadi kita harus jagain," tandasnya. (Fik/Ndw)
Rupiah Kembali Merekah, Ini Reaksi Menkeu
Indonesia akan kebanjiran aliran dana asing (inflow) apabila sudah ada kepastian hasil pemilu.
Advertisement