Sukses

RI Harus Bisa Kirim Lebih Banyak Pelajar ke Luar Negeri

Hingga saat ini jumlah pelajar yang bisa belajar ke luar negeri masih terhitung sedikit dan terbatas.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dinilai perlu lebih banyak memberikan kesempatan kepada para pelajar Indonesia untuk bisa menempuh pendidikan di luar negeri.

Meskipun saat ini hal tersebut sudah dikelola oleh Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP), namun dinilai masih kurang maksimal.

"LPDP ini memungkinkan pemuda Indonesia untuk sekolah di universitas top dunia dimana pun. Sekarang sudah lebih enak, kesejahteraan penerimaan beasiswa dijamin," ujar Wakil Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro di Jakarta Pusat, Senin (14/7/2014).

Dia menyayangkan, hingga saat ini jumlah pelajar yang bisa belajar ke luar negeri masih terhitung sedikit dan terbatas. Hal ini jauh berbeda dengan yang dilakukan pemerintah Malaysia yang terus mendorong pelajarnya untuk belajar di luar negeri.

"Malaysia saat ini paling banyak mengirim pemudanya ke luar negeri, itu sudah pada tingkat S1. Sedangkan kita masih fokus untuk S2. Pelajar Malaysia juga mendapatkan gaji jika belajar diluar negeri," tutur dia.

Bambang menyatakan, dengan dana pendidikan yang dianggarkan pemerintah sebesar 20% dari APBN, seharusya Indonesia juga bisa melakukan hal yang sama. Namun sayangnya dana tersebut belum bisa dimanfaatkan secara maksimal.

"Budget pendidikan kita mencapai 20%. Masalahnya 20% itu sudah dimanfaatkan dengan baik atau belum. Dari APBN sebesar Rp 1.800 triliun, berarti kita punya dana pendidikan Rp 360 triliun. Dalam anggaran ini masih ada ruang yang harus diperbaiki paling tidak agar tepat sasaran. Anggaran ini tiap tahunnya tidak mampu terserap 100%. Dan semakin besar budget pendidiknya makin besar maka berat penyerapannya," tandasnya. (Dny/Nrm)