Liputan6.com, Surabaya - Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Bambang Susantono mengakui jalur kereta api (KA) rel ganda sepanjang 720 kilometer dari Jakarta-Pasar Turi, Surabaya, molor beroperasi.
Hal ini disebabkan masih ada proses pembebasan tanah milik warga yang belum selesaidan dibutuhkan untuk jalur rel ganda tersebut.
"Jalur KA rel ganda Jakarta-Surabaya secara fisik sudah siap. Kita sedang proses, secepat mungkin diselesaikan," ujarnya di sela-sela inspeksi mendadak (sidak) Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono di Stasiun Gubeng, Surabaya, Selasa (15/7/2014).
Pada kesempatan itu, Wamenhub yang didampingi Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwi Atmoko menambahkan, pembangunan jalur rel KA ganda yang masih belum bisa terselesaikan yaitu Kandangan, Benowo, Tandes hingga Pasar Turi, Surabaya.Â
"Tapi dalam waktu dekat ini proses pembebasan tanah sudah selesai. Sehingga pembangunan jalur KA rel ganda yang masih belum terselesaikan bisa dikerjakan," jelasnya.
Â
Ia mengakui pembangunan jalur KA rel ganda Jakarta-Surabaya, tidak bisa tepat waktu sesuai target, karena adanya sejumlah hambatan teknis di lapangan.Â
"Sesuai target penyelesaian pembangunan jalur KA rel ganda akhir bulan lalu. Tidak bisa tercapai, sebab ada hambatan teknis di lapangan menyangkut keamanan masyarakat," jelasnya.
Â
Dengan jalur KA ganda Jakarta-Surabaya, perjalanan bisa ditempuh 9 jam atau 8,5 jam. Selain itu, bisa menghemat BBM sebesar Rp 3,4 Triliun dengan memindahkan angkutan barang melalui jalur KA. "Kalau kita bisa memindahkan 1 juta kontainer itu keuntungan bagi semua," tandasnya.
Sementara itu, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwi Atmoko, menambahkan jumlah warga di Kandangan, yang tanahnya terkena pembebasan tanah sebanyak 95 kepala keluarga (KK).
Baca Juga
"Saat ini proses pembayaran tanah milik warga yang dibebaskan. Berapa jumlah anggaran yang dikeluarkan saya tidak hapal," elaknya.
Usai meninjau Stasiun Gubeng, Kapolda Jatim, Wakil Menteri Perhubungan dengan rombongannya meneruskan perjalanan menuju Terminal Purabaya, dan Bandara Juanda, Sidoarjo. (Dian Kurniawan/Nrm)
Advertisement