Liputan6.com, Singapura - Bukan rahasia lagi, perlambatan laju perekonomian Indonesia masih sering tersandung kendala infrastruktur khususnya di wilayah timur.
Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, pemerataan pembangunan infrastruktur tentu tak bisa dianggap remeh.
Baca Juga
Mengutip laman CNBC, Rabu (16/7/2014), tengok saja bagaimana jalanan berlubang menghiasi jalanan di Manado dan sejumlah kawasan di timur Indonesia. Akses penerangan dan listrik juga tercatat masih sangat terbatas.
Advertisement
Kondisi tersebut membuat infrastruktur menjadi salah satu masalah domestik terbesar yang perlu ditaklukan presiden terpilih nantinya.
"Kebutuhan infrastruktur yang baik seperti listrik, air, jalanan sangat penting di sini (kawasan timur Indonesia). Presiden baru harus memberlikan lebih banyak perhatian pada pengembangan infrastruktur di timur. Di sini tak ada kereta dan biaya distribusi hasil tani sangat mahal," ungkap Oudi, pemilik sejumlah vila di Tangkoko National Park.
Indonesia memang memiliki serangkaian masalah Infrastruktur di mana kedua calon presiden yaitu Prabowo Subianto dan Joko Widodo berjanji untuk mengatasinya.
Maklum, jaringan infrastruktur yang baik tak hanya dapat menopang perdagangan dan manufaktur tapi juga mendorong produktivitas masyarakat.
Selain itu, masyarakat di kawasan timur juga dapat menikmati bahan bakar dengan harga murah.
Sementara dalam laporan ekonomi Indonesi yang dirilis Bank Dunia, investasi infrastruktur dalam sepuluh tahun terakhir dari pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan sektor swasta tidak mampu mencapai empat persen dari pendapatan domestik bruto.
Lemahnya investasi tersebut dapat membuat pertumbuhan ekonomi melambat sebesar satu persen setiap tahunnya. Sementara sejumlah proyek signifikan seperti memperluas pelabuhan terbesar di Tanah Air justru mangkrak dalam beberapa tahun terakhir.
Bahkan tak ada jaringan kereta api yang dibangun sejak akhir penjajahan Belanda 70 tahun lalu.
"Dunia kini tengah menanti Indonesia mengambil tempat sebagai pimpinan ekonomi global. Tapi untuk sampai ke sana, Indonesia harus meningkatkan persaingannya dengan meningkatkan keterampilan SDM dan infrastruktur," ungkap Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves.
Selain itu, dia juga meningatkan pemerintah untuk memangkas pengeluaran perusahaan seperti memangkas subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM). (Sis/Nrm)
Â