Sukses

Pemerintah Sulit Cari Cara Kurangi Subsidi BBM

Menteri ESDM, Jero Wacik menyatakan, pemerintah menghadapi beban terutama impor bahan bakar minyak apalagi subsidi energi besar.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengakui mudah membuat peraturan penghematan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Akan tetapi tidak mudah melaksanakannya.

Menurut Jero, meski mudah membuat kebijakan tetapi pelaksanaan penghematan BBM bersubsidi harus memikirkan dampak. Oleh karena itu, pemerintah melakukan kajian sebelum menetapkan kebijakan.

"Gampang bikin aturannya sekarang bisa saya teken, tapi begitu jalan berkelahi antara supir petugas SPBU. Jadi kami kaji semua," kata Jero, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (17/7/2014).

Jero mengungkapkan, saat ini impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari segala jenis terus mengalami peningkatan mencapai Rp 400 triliun. Hal ini membuat beban anggaran terhadap subsidi semakin berat.

"Beban kita sekarang adalah impor BBM, impor premium dan impor solar, termasuk growth yang murah itu beban yang besar disubsidi oleh negara. Subsidinya besar sekali hampir Rp 400 triliun. Mestinya kalau bisa dikurang bisa meningkatkan kesejahteraan lain," tutur Jero.

Menurut Jero, saat ini pemerintah terus melakukan pengkajian cara menekan konsumsi BBM bersubsidi tersebut diantaranya adalah pengurangan nozzle, transaksi non cash, peniadaan BBM bersubsidi pada Sabtu Minggu. Hal itu karena BBM bersubsidi menyangkut rakyat banyak harus dilakukan dengan hati-hati

"Karena ini mengandung sistem, teknologi rakyat banyak, kalau menyangkut rakyat banyak selalu di ujicoba. Kalau oke, sosialisasi jalan. Niat kami selalu cari celah mana yang bisa dilakukan untuk mengurangi subsidi," pungkasnya. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.