Liputan6.com, Jakarta - Selain memberikan pengaruh terhadap produksi tanaman pertanian, musim kering atau El Nino yang terjadi setiap tahun di Indonesia juga memberikan pengaruh terhadap sektor perkebunan seperti tebu.
Direktur Tanaman Semusim Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Nurwono Paridjo mengatakan, El Nino ini membuat rendemen tebu menjadi menurun.
"El nino ini membuat rendemen kita turun sehingga mengakibatkan produksi gula rendah," ujar Nurwono usai konferensi pers Capaian Kinerja Pembangunan Perkebunan Semester I Tahun 2014 di Kantor Kementan, Jakarta Selatan, Kamis (17/7/2014).
Dia menjelaskan, rendamen tebu saat ini secara nasional berada pada kisaran antara 6 persen hingga 7 persen. Angka tersebut jauh di bawah target rendemen yang sebesar 8,07 persen.
"Hingga Maret, iklim berjalan normal, itu disukai tebu sehingga rendamen produksinya diharapkan bisa 8,07 persen. Tetapi dalam perjalanan intensitas iklim berubah cepat, membuat beberapa tebu yang seharusnya masa regeneratif tetapi sudah keluar bunga kecil-kecil di mana dia (bunga) mengambil energi sukrosanya, jadi kalau dibelah hanya akan menghasilkan gabus," jelasnya.
Dengan kondisi tersebut, membuat target produksi gula nasional tahun ini secara total diperkirakan mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar 2,9 juta ton turun menjadi hanya sekitar 2,5 juta ton.
Sebelumnya Kementan telah menargetkan produksi gula nasional sebesar 3,1 juta ton awal tahun ini. Kemudian target tersebut diturunkan menjadi 2,9 juta ton pada bulan Maret karena perubahan iklim intens. (Dny/Ahm)
El Nino Ancam Produksi Gula Nasional
Pemerintah memperkirakan target produksi gula akan turun akibat El Nino sehingga produksi gula akan turun menjadi 2,5 juta ton.
Advertisement