Sukses

Bank Dunia Perkirakan Defisit APBN 2014 Capai 2,8%

Risiko defisit fiskal akan semakin besar dengan adanya peningkatan harga minyak dunia dan depresiasi rupiah tehadap dolar.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia memperkirakan besaran defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2014 akan menembus level 2,8 persen terhadap Produk Domestik bruto (PDB).

Dalam Laporan Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Edisi Juli 2014, Bank Dunia mengungkapkan bahwa langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah selama ini untuk melakukan penghematan sudah cukup baik.

Pemerintah telah menaikkan tarif listrik, memotong anggaran kementerian dan lembaga sebesar Rp 43 triliun dan menunda pembayaran tunggakan subsidi energi hingga Rp 50 riliun untuk tahun 2015.

Namun ternyata, menurut Bank Dunia, langkah tersebut tidak berpengaruh banyak. Bahkan defisit fiskal diperkirakan bisa mencapai kisaran 2,8 persen.

"Walaupun ada beberapa langkah penghematan, kami memproyeksikan besaran defisit fiskal akan lebih besar, pada kisaran 2,8 persen dari PDB," kata Ekonom Utama Bank Dunia Untuk Indonesia Ndiame Diop, dalam Acara Laporan Bank Dunia, di Jakarta, Senin (21/7/2014).

Ndiame mengungkapkan, risiko defisit fiskal akan semakin besar dengan adanya peningkatan harga minyak dunia dan depresiasi rupiah tehadap dolar.

"Salah satu pilihan sulit adalah mengatasi kerentanan fiskal, depresiasi rupiah dan naiknya harga minyak telah memperbesar defisit fiskal," tuturnya.

Untuk menekan defisit tersebut,  Bank Dunia menyarankan, pemerintah untuk memperbaiki kualitas belanja dan pendapatan, sehingga bisa meningkatkan kepercayaan investor dan menambah kebutuhan pembiayaan  pada level yang sehat.

"Juga memastikan bahwa tambahan kebutuhan pembiayaan bersih pemerintah sebesar 0,7 persen dari PDB akan terpenuhi secara memadai pada paruh kedua tahun 2014," pungkasnya. (Pew/Gdn)