Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperkirakan tren investasi ke depan akan mengalami peningkatan. Hal itu didukung fundamental ekonomi Indonesia yang terjaga dengan baik. Kondisi ini perlu disokong oleh tim pemerintahan baru yang solid.
Kepala BKPM, Mahendra Siregar optimistis Indonesia akan mencapai target penanaman modal sepanjang tahun ini yang dipatok Rp 456,6 triliun. Namun hingga semester I ini sudah menembus Rp 222,8 triliun. Khusus kuartal II 2014, mencapai rekor tertinggi sebesar Rp 116,2 triliun.
"Kalau melihat trennya, nggak ada alasan kita nggak optimistis mencapai target 2014. Bukan karena anomali saja, tapi karena fundamental ekonomi kita yang terjaga dengan baik, apalagi dari Penanaman Modal Asing (PMA). Belakangan ini investasi semakin tinggi karena besarnya pasar dalam negeri, jika ini terjaga, maka nggak ada pembalikan bahkan ke depannya," jelas dia di kantornya, Jakarta, Kamis (24/7/2014).
Dari data BKPM, realisasi investasi PMA setiap tahun meningkat. Dari kuartal II 2010 yang mencapai nilai Rp 35,6 triliun, lalu tumbuh di periode yang sama 2011 Rp 43,1 triliun, meningkat menjadi Rp 56,1 triliun di kuartal II 2012, Rp 66,7 triliun di 2013 dan di periode kuartal II 2014 mencapai Rp 78 triliun.
Mahendra berharap, ada semangat dan energi baru yang bisa diciptakan oleh pemerintahan yang dipimpin pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sehingga pertumbuhan investasi di Indonesia semakin tinggi.
"Dengan pemerintahan baru, ada ekspektasi yang bisa membuat momentum serta peluang yang lebih besar. Dan bisa dilakukan dalam waktu dekat. Semua orang memang memperhatikan proses pilpres kemarin, namun semuanya terbukti berjalan aman dan lancar," jelasnya.
Dia juga mengimbau agar investasi yang masuk memiliki potensi bersaing di pasar dalam negeri maupun ekspor. Mahendra menyoroti investasi di sektor otomotif, dengan penanaman modal di bidang ini semakin meningkat. Bukan saja karena ada permintaan kendaraan di dalam negeri, tapi ada peluang untuk melakukan ekspor.
"Biaya produksi dan efisiensi otomotif di Indonesia semakin baik dan bisa bersaing. Dari produksi 1,3 juta mobil di dalam negeri, hampir 300 ribunya di ekspor. Ini pun sudah terjadi di sektor lain, seperti di sumber daya mineral meskipun ada penurunan harga komoditas," tandas dia. (Fik/Ahm)
Pemerintahan Jokowi-JK Bisa Bikin Investasi RI Kian Kinclong
Kepala BKPM, Mahendra Siregar mengungkapkan, sektor otomotif memiliki potensi besar bersaing di dalam negeri dan untuk ekspor.
Advertisement