Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di kuartal II 2014 mencatatkan rekor tertinggi dalam sejarah dengan nilai Rp 78 triliun. Capaian tersebut berasal dari sejumlah negara yang telah membenamkan investasi di Tanah Air.
Dari data BKPM, Kamis (24/7/2014), ada lima negara yang menginvestasikan modalnya dengan nilai cukup fantastis pada periode April-Juni 2014.
Kelima negara itu, antara lain, pertama, Singapura dengan menggarap 546 proyek senilai US$ 2,11 miliar. Lalu disusul negara Malaysia di urutan kedua dengan investasi sebesar US$ 616,62 juta. Negeri Jiran tersebut mencatatkan jumlah 190 proyek.
Posisi ketiga penyumbang PMA terbesar ke Indonesia adalah Jepang. Negeri Sakura ini menyuntikkan modal ke Indonesia dengan menggarap 370 proyek senilai US$ 589,78 juta. Ada Inggris di peringkat keempat dengan realisasi investasi US$ 588,83 juta dan 77 proyek di Indonesia. Dan posisi lima besar, Amerika Serikat dengan menggarap 68 proyek senilai US$ 401,53 juta.
Kepala BKPM, Mahendra Siregar menyoroti masuknya Malaysia sebagai negara yang menginvestasikan modalnya terbesar kedua di Indonesia pada kuartal II ini.
"Di periode tersebut memang ada peningkatan cukup tinggi dari perusahaan-perusahaan Malaysia untuk investasi di sektor perkebunan, sehingga PMA dari negeri Jiran itu agak melonjak. Wajar saja, seasonal kok," jelas dia di kantornya, Jakarta.
Sementara negara lain, ada Belanda dengan realisasi investasi US$ 387,60 juta dan proyek sebanyak 65 proyek. Lalu dibelakangnya Korea Selatan yang menggarap 325 proyek di Indonesia senilai US$ 304,33 juta.
British Virgin Island sebanyak 91 proyek senilai US$ 210,74 juta, Tiongkok US$ 175,41 triliun dengan 145 proyek, dan Australia yang berkontribusi ke investasi PMA Indonesia senilai US$ 131,82 juta dan 71 proyek.
Sementara realisasi investasi PMA sepanjang semester I 2014 senilai Rp 150 triliun berasal dari, Singapura dengan nilai US$ 3,39 miliar dan 883 proyek. Tertinggi kedua Jepang yang menancapkan investasi senilai US$ 1,54 miliar dan 562 proyek.
Di urutan ketiga, ada Malaysia dengan investasi US$ 717,35 juta dan 297 proyek, Amerika Serikat (AS) senilai US$ 663,13 juta dengan total 102 proyek dan posisi kelima besar ada Korea Selatan dengan 539 proyek senilai US$ 654,75 juta. (Fik/Ahm)