Sukses

BNI Tak Sabar Ingin Biayai Proyek Tol Trans Sumatera

BNI akan berpartisipasi memfasilitasi sindikasi kredit untuk menggarap proyek sepanjang 2.700 kilometer (km) itu.

Liputan6.com, Jakarta -
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) girang dengan kabar konstruksi tol Trans Sumatera yang bakal dimulai pada September 2014. Perbankan pelat merah tersebut siap membiayai proyek pembangunan empat ruas jalan bebas hambatan itu. 
 
Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo mengungkapkan, pihaknya akan berpartisipasi memfasilitasi sindikasi kredit untuk menggarap proyek sepanjang 2.700 kilometer (km) itu. 
 
"Kita mau berpartisipasi dari proyek itu. Pikiran kita pasti akan ke sana," ungkap dia di Jakarta, Kamis (24/7/2014) malam. 
 
Tahap awal, empat ruas yang akan dikerjakan oleh Hutama Karya pada September ini, antara lain, Bakauheni-Lampung, Palembang-Indralaya, Medan-Binjai dan Pekanbaru-Dumai.    
 
Pembangunan empat ruas ini membutuhkan investasi sekitar Rp 27 triliun. Sedangkan total investasi seluruh ruas mencapai Rp 255 triliun. 
 
Sayangnya, Gatot belum bersedia menyebutkan secara spesifik porsi pendanaan yang sudah disiapkan emiten berkode BBNI iu untuk membangun mega proyek tersebut.
 
"Porsinya tergantung itung-itungan biaya proyeknya. Kan nggak langsung sekian puluh triliun, tapi bertahap. Yang pasti kami siap dan punya alokasi sampai Rp 40 triliun untuk infrastruktur dan proyek listrik," terang dia. 
 
Menurutnya, infrastruktur sangat vital untuk dibangun. Sektor infrastruktur menjadi nadi dari pembangunan ekonomi Indonesia ke depan. 
"Mau nggak mau, suka nggak suka, kita harus bangun infrastruktur. Kami siap membantu karena proyek MP3EI sangat bagus," sambung Gatot.
 
Namun dia meminta kepada pemerintah untuk memberikan kepastian setiap proyek infrastruktur, sehingga dapat menjadi arah bagi BNI dan bank lain dalam menentukan besaran pembiayaan. 
 
"Pembiayaan engineering & construction sedikit mengecil semester I ini menjadi 7 persen dari 8 persen di periode yang sama tahun lalu karena ada perlambatan di lapangan sendiri, termasuk jalan tol Trans Sumatera yang diperkirakan bisa on time realisasinya, tapi ternyata terlambat," jelasnya. 
 
Gatot menyebut, dari total kredit yang disalurkan BNI pada periode Januari-Juni 2014 sebesar Rp 192,34 triliun, komposisi sektor yang meningkat signifikan adalah food & beverages dari 4 persen menjadi 7 persen, sektor pertanian dari 10 persen menjadi 12 persen. 
 
"Sedangkan untuk proyek listrik stagnan, porsinya tetap 7 persen, penyaluran kredit ke sektor pertambangan, minyak dan gas menurun dari 8 persen menjadi 6 persen," tukas Gatot. (Fik/Nrm)