Sukses

Penambahan Jam Terbang Malam Hari Berpotensi Rugikan Maskapai

Jumlah extra flight untuk lebaran dari H-7 sampai H+7 lebaran sebanyak 28 rute dengan total frekuensi 1.018 untuk penerbangan domestik.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menyatakan telah memberikan penambahan jam penerbangan (extra flight) untuk memenuhi tingginya permintaan masyarakat untuk mudik dengan menggunakan pesawat terbang.

Pengamat penerbangan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Arista Admadjati mengaku, penambahan jam penerbangan tersebut berpotensi merugikan maskapai. Pasalnya, tak semua rute memiliki banyak penumpang untuk penerbangan balik.

Menurutnya, jika penambahan rute dilakukan pada malam hari, maka berpotensi merugikan perusahaan penerbangan itu sendiri. "Kita lihat maskapai itu berangkat dari Jakarta, pulang Jakarta seharusnya juga bawa penumpang. Kalau tidak pasti akan rugi. Kalau tidak untung bagaimana?" kata dia, saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis di Jakarta, Sabtu (26/7/2014).

Menurutnya, keberangkatan penumpang  pesawat untuk arus mudik, sulit tertutupi oleh penumpang saat pesawat tersebut kembali pada hari itu juga. Hal itu yang berpotensi merugikan maskapai penerbangan karena berkuranganya pendapatan.

Namun demikian, pihaknya menghargai keputusan pemerintah tersebut. Karena hal itu merupakan salah satu solusi alternatif pemerintah untuk  menghadapi lonjakan penumpang.

Dirinya mengaku tak bisa berkomentar banyak mengenai masalah ini. Dia menyerahkan seluruhnya kepada pemerintah. "Kita lihat saja praktiknya," tukas dia.

Untuk diketahui, penambahan penerbangan tersebut baru dilaksanakan di atas pukul 00.00 malam mengingat padatnya jam penerbangan di siang hari.

Adapun jumlah extra flight untuk lebaran (dari H-7 sampai H+7 lebaran atau 16 hari) sebanyak 28 rute dengan total frekuensi 1.018 untuk penerbangan domestik. Selain itu juga ada 78 frekuensi untuk penerbangan luar negeri. (Amd/Gdn)

Video Terkini