Liputan6.com, Rio De Janeiro - Bank sentral Brazil berencana untuk mengurangi jumlah cadangan bank komersial agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Langkah itu membebaskan dana sekitar US$ 13 miliar di mana bank dapat memberikan kredit untuk bisnis dan individu. Pengumuman bank sentral itu terjadi kurang dari tiga bulan sebelum pemilihan Presiden.
Presiden Brasil Dilma Rousseff akan masuk masa jabatan tahun kedua pada Oktober. Pada 2010, ketika Dilma terpilih, produk domestik bruto (PDB) tumbuh sebesar 7,5 persen. Pertumbuhan ekonomi Brasil pun terus melambat dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,7 persen pada 2011, 1 persen pada 2012, dan 2,5 persen pada 2013.
Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,8 persen pada 2014, namun ekonom memperkirakan PDB hanya tumbuh 1 persen.
"Bank sentral memutuskan untuk mengadopsi langkah-langkah untuk meningkatkan distribusi likuiditas dalam perekonomian," tulis bank sentral tersebut, yang dikutip dari BBC, Minggu (27/7/2014)
Adapun ketergantungan Brasil terhadap ekspor China di bawah mantan Presiden Luis Inacio Lula da Silva mempengaruhi ekonomi Brasi. Ekspor ke China tumbuh sekitar empat kali dari total ekspor antara 2000 dan 2010.
Akibat permintaan ekspor China turun, pertumbuhan Brasil pun melambat terbebani oleh infrastruktur, utang konsumsi tinggi dan kepercayaan bisnis kendur.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Brasil melambat juga karena penghematan dalam pelayanan publik, korupsi dan pengeluaran berlebihan pada Piala Dunia dan Olimpiade 2016. (Ahm/)
Upaya Bank Sentral Brasil Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Pengeluaran berlebihan pada piala dunia juga mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi Brasil.
Advertisement