Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung mengaku memiliki strategi efektif untuk menghubungkan jalur distribusi Sumatra dan Jawa secara efektif.
Jika presiden terpilihn 2014-2019 Joko Widodo (Jokowi), memiliki program tol laut, Chairul Tanjung mengaku memiliki program jembatan laut untuk mengurangi biaya logistik terutama antara Jawa dengan Sumatra.
Pembangunan jembatan laut ini melalui pembangunan pelabuhan Bakaheuni, Lampung dan pengadaan kapal-kapal bermuatan besar.
"Bakaheuni itu sudah ada kalau tidak salah lima dermaga, saya sudah lihat itu sudah saatnya diperbesar, jadi nanti saya akan rapat selesai Lebaran dengan Kementerian Perhubungan untuk mendesain perluasan Terminal Bakaheuni, desain itu untuk dapat menampung 10 kapal besar," kata Chairul di rumahnya, Senin (28/7/2014).
Meski pemerintah berencana membangun Jembatan Selat Sunda (JSS) yang memiliki fungsi sebagai penghubung antara dua pulau padat di Indonesia itu, namun Chairul anggap hal itu masih terlalu lama.
"Kami tidak bisa tunggu itu JSS, kami harus bangun jembatan laut, kalau Pak Jokowi punya tol laut, kami punya jembatan laut, jembatannya nanti kapal-kapal besar itu," jelasnya.
Direncanakan, pembangunan terminal di pelabuhan Bakaheuni ini akan dianggarkan pada tahun 2015 dan hal itu diharapkan segera dapat dilaksanakan secepat mungkin.
Chairul mengaku dengan adanya jembatan laut ini nanti akan sangat efektif mengurangi biaya logistik mengingat pemerintah juga akan menyelesaikan tol trans Sumatra.
"Nanti ada tol trans Sumatra juga, kalau ini bisa dilakukan itu bisa membuat efisiensi ekonomi luar biasa," pungkasnya. (Yas/Gdn)
Jokowi Punya Tol Laut, Chairul Tanjung Punya Jembatan Laut
Pemerintah berencana membangun Jembatan Selat Sunda (JSS) yang memiliki fungsi sebagai penghubung antara pulau Jawa dengan Sumatra.
Advertisement