Sukses

Argentina Tuding Hedge Fund AS Lakukan Penipuan

Argentina akan meminta badan pengawasan pasar AS untuk menginvestigasi dua hedge fund yang terlibat dalam kasus gagal bayar utangnya

Liputan6.com, New York - Argentina akan meminta badan pengawasan pasar Amerika Serikat (AS) untuk menginvestigasi dua perusahaan penyimpan dana atau hedge fund yang terlibat dalam kasus gagal bayar utangnya sebesar US$ 1,5 miliar.

Tak tanggung-tanggung, Argentina menyebut dua hedge fund itu telah melakukan `manuver penipuan` demi mendulang laba dalam jumlah besar.

Mengutip laman Telegraph.co.uk, Selasa (5/8/2014), Menteri Sekretaris Negara Argentina Jorge Capitanich mengatakan akan mendorong badan penyidik AS, Securities and Exchange Commission (SEC) untuk menginvestigasi kedua hedge fund yang tidak disebutkan namanya tersebut. Capitanich menduga hedge fund tersebut telah menghasilkan uang secara ilegal dari sejumlah informasi rahasia.

Argentina sebenarnya telah resmi menyandang status gagal bayar pekan lalu setelah International Swaps and Derivatives Association (ISDA) menyatakan pihaknya telah gagal membayar utang sebesar US$ 539 juta pada para kreditur.

Langkah ISDA tersebut dipastikan dapat memicu gagal bayar kredit pada utang macet Argentina sebesar US$ 1 miliar.

Capitanich juga meminta para pemegang obligasi dan badan keuangan terkait untuk mengambil langkah hukum dalam mengelola `vulture funds` milik negaranya.

Pekan lalu, hakim distrik AS meminta Argentina untuk berhenti meneriakan data palsu mengenai kasus gagal bayarnya dan kembali berdiskusi dengan para pemegang surat utang. Itu lantaran Argentina berulang kali membantah pihaknya gagal membayar utang.

Sebaliknya, Argentina malah berbalik menuding pemerintah AS karena menghentikan langkahnya untuk mencapai kesepakatan dengan para kreditor seperti proses yang terjadi 12 tahun silam.

"Sudahi ketidakpercayaan Argentina ini dan mari berdiskusi kembali," ungkap Hakim Distrik AS Thomas Griesa yang memimpin negosiasi antar keduabelah pihak.

Griesa juga meminta Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner untuk kembali bernegosiasi dengan para pemilik obligasi. Itu lantarakan tak akan adala langkah apapun yang dapat menghapuskan kewajiban Argentina membayar para pemegang surat utang.

"Semua yang terjadi pekan ini, tidak akan membuat perbedaan ataupun mengurangi kewajibat Argentina," tegasnya.

Argentina menyangkal negaranya gagal membayar utang karena telah mendepositkan uang sebesar US$ 539 juta bagi para kreditor di sebuah bank. Tapi Griesa lantas memblokir desposito tersebut pada Juni karena Argentina dianggap melanggar peraturan.

Menurut Griesa, Argentina harus terlebih dulu membayar utang sebesar US$ 1,5 miliar dan meminta kesepakatan hold-out dari para investor.

"Mengatakan Argentina gagal membayar utang benar-benar fiksi yang menggelikan. Banyak praktek hukum yang menyesatkan yang dilakukan pemerintah AS," tuding Capitanich. (Sis/Nrm)

 

Â