Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) meminta kepada pemerintah agar mencari waktu tepat dalam pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) khususnya gaji ke-13. Sebab hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto mengaku, molornya pembayaran gaji ke-13 tahun ini yang baru didistribusikan seluruhnya untuk PNS pada Juli 2014 mengakibatkan belanja pemerintah tak terserap dengan baik. Alhasil, konsumsi pemerintah mencatatkan penurunan di kuartal II 2014 dibanding periode sama tahun lalu.
"Distribusi gaji memang harus hati-hati. Kalau tahun lalu kan gaji ke-13 dibayarkan separuh di Juni dan separuhnya lagi di Juli. Jadi konsumsi pemerintahnya bisa tumbuh positif. Sedangkan di tahun ini, gaji ke-13 dibayar seluruhnya bulan Juli," papar dia di Jakarta, Selasa (5/8/2014).
Mundurnya pembayaran gaji, misalnya sampai dua minggu seperti tahun ini, kata Suhariyanto akan berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Karena konsumsi pemerintah menjadi salah satu penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran. Jadi kalau dua minggu telatnya kan lumayan. Makanya timing-nya harus tepat," ucap dia.
Sejauh ini, Suhariyanto mengaku, porsi terbesar dari belanja pemerintah tersedot ke belanja pegawai mencapai ratusan triliun rupiah. "Untungnya belanja pemerintah yang negatif tertolong oleh kontribusi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan konsumsi rumah tangga," pungkasnya. (Fik/Gdn)
BPS Minta Pemerintah Cari Waktu Tepat Bayar Gaji Ke-13
Konsumsi pemerintah menjadi salah satu penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran.
Advertisement