Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) bekerja sama dengan Atase Perdagangan Washington DC, Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Chicago dan ITPC Los Angeles berpartisipasi pada Louisiana Foodservice and Hospitality Expo ke-61 yang diselenggarakan pada 2–4 Agustus 2014 di New Orleans Morial Convention Center, New Orleans, Amerika Serikat (AS).
Peserta pameran paviliun Indonesia terdiri dari sembilan perusahaan produk makanan Indonesia yang terdiri dari Aneka Coklat Kakoa, Indokom Group, Baba Rafi Indonesia, Mega Antara Nusa, Saro Indonesia, Namnaf Mandiri, Margurite Nougat, Indofood, dan 3Anoa. Produk-produk yang ditampilkan antara lain sambal, makanan ringan, mi instan, coklat, kopi, hasil laut (seafood).
“Partisipasi Kemendag dalam pameran ini adalah untuk memperkenalkan kekayaan kuliner dan produk-produk makanan berkualitas Indonesia kepada masyarakat Amerika Serikat di Southern Region khususnya di New Orleans, Louisiana,” ujar Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Ditjen PEN, Ari Satria, di Jakarta, Rabu (6/8/2014).
Salah satu peserta pameran yang merupakan perusahaan waralaba asal Indonesia, Baba Rafi Indonesia, memanfaatkan keikutsertaan pada pameran ini sebagai langkah awal untuk memasuki pasar di AS.
Baca Juga
Dalam beberapa hari mengikuti pameran ini, Baba Rafi Indonesia mendapatkan respons positif dari para pengunjung stan pameran untuk menjadi calon mitra potensial.
Advertisement
Beberapa distributor produk makanan di New Orleans juga menyatakan ketertarikan untuk memasarkan produk Indonesia yang dianggap memiliki kekayaan cita rasa yang mirip dengan cita rasa kuliner.
Pengunjung stan paviliun Indonesia yang berjumlah sekitar 1.200 selama tiga hari, juga memberikan respon cukup baik terhadap produk-produk makanan Indonesia, khususnya untuk produk coklat, rendang, dan sambal yang berkualitas tinggi.
Beberapa pengunjung memberikan saran agar produk-produk makanan Indonesia dapat dipasarkan secara lebih intensif dengan mengenalkan produk-produk tersebut kepada para konsumen.
Selain itu, diharapkan agar keikutsertaan perusahaan Indonesia pada pameran ini dilakukan secara berkelanjutan. Selain pameran, juga dilakukan kunjungan ke beberapa toko ritel makanan dan minuman di sekitar kota New Orleans antara lain ke Hong Kong Market yang merupakan toko makanan etnik dan telah menjual beberapa produk Indonesia antara lain mi instan (Indomie), bumbu, dan makanan ringan.
Kunjungan dilanjutkan ke International Market, sebuah toko ritel yang menjual produk-produk dengan segmentasi konsumen yang lebih beragam.
Para peserta juga melakukan dialog dengan pemilik ritel untuk mengetahui peluang pasar dan memberikan contoh produk kepada para pemilik ritel.
"Kegiatan ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh perusahaan peserta pavilion Indonesia untuk menambah wawasan dan jejaring kerja dalam rangka pengembangan bisnis mereka," kata Ari Satria.
Salah satu langkah terobosan yang dilakukan Kemendag melalui kantor perwakilan dagangnya di AS (Atdag, ITPC LA dan Chicago) adalah penyusunan direktori bisnis makanan dan minuman milik diaspora/toko yang menjual produk Indonesia. Direktori tersebut dapat menjadi petunjuk bagi para diaspora mengenai keberadaan produk Indonesia sehingga mereka dapat saling membantu dan mendukung.
“Selama ini kita tidak mengenal satu sama lain. Adanya direktori ini diharapkan dapat mendorong permintaan akan produk Indonesia, yang pada akhirnya juga mendorong ekspor Indonesia ke AS”, ujar Made Marthini, Atase Perdagangan. (Nrm)