Liputan6.com, New York - Perbincangan mengenai uang terjadi hampir setiap hari dan topik tersebut melibatkan anak-anak hingga orang dewasa. Baru-baru ini, sebuah penelitian antar generasi yang digelar Massachusetts Institute bersama lembaga jasa keuangan TIAA-CREF menemukan mayoritas anak-anak di berbagai negara sudah mengerti dan terbuka membicarakan masalah keuangan.
Seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu (6/8/2014), meski begitu, sangat sedikit kakek dan nenek yang mau membahas persoalan uang dengan cucunya. Hasil penelitian itu menunjukkan hanya delapan persen kakek dan nenek yang bersedia bercakap-cakap soal uang dengan cucunya.
Padahal, anak-anak kecil cenderung berusaha memahami pembicaraan apapun yang dilontarkan orang dewasa termasuk soal uang. Yang terjadi saat ini, para kakek dan nenek meluputkan peluang emas untuk membantu anak-anak memiliki pemahaman yang lebih baik soal uang.
Advertisement
"Anak-anak zaman sekarang hampir sangat percaya diri dan merasa tidak perlu nasehat soal uang dari orangtuanya. Mereka sangat terbuka," ungkap Direktur Massachusetts Institute of Technology AgeLab, Joe Coughlin.
Uniknya, sebanyak 73 persen para cucu mengaku kakek dan neneknya memiliki kekuatan tersendiri dalam mempengaruhi pola pengeluaran dan menabung sehari-hari. Kebanyakan kakek dan nenek meminta cucunya untuk membeli barang yang diperlukan.
Coughlin menegaskan, persoalan uang pada anak-anak merupakan hal yang sangat penting di tengah era ATM dan perbankan online saat ini.
Sekadar informasi, universitas dan lembaga keuangan ternama itu telah mensurvei sekitar 1.000 kakek dan nenek di atas 50 tahun dan 1.003 orang dewasa berusia 18 hingga 24 tahun.(Sis/Ndw)
Â