Liputan6.com, Jakarta - Pembatasan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis solar langsung berdampak pada pemakai setia solar, khususnya sopir angkutan umum.
Indra (40) sopir metromini jurusan Pasar Senen-Bendungan Jago, Jakarta, mengaku, dengan kebijakan tersebut dirinya terpaksa mengubah kebiasaan untuk mengisi solar. Dia mengatakan, biasanya mengisi SPBU di wilayah Jakarta Pusat.
"kami kalau narik, sekarang ngisi solar di daerah Jakarta yang lain," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, di Terminal Pasar Senen, Jakarta, Rabu (6/8/2014).
Indra menuturkan, dalam sehari pihaknya mengisi solar sebanyak 40 liter. Tak hanya berpindah langganan, dengan ketentuan tersebut kini dia merubah kebiasaan waktu mengisi BBM.
"Seharinya 40 liter, biasa jam 10 malam mau pulang baru ngisi. Sekarang solar ngisi jam 5 sore," lanjutnya.
Maka, dengan tegas pihaknya mengatakan adanya aturan tersebut sangat merepotkan dirinya. Pasalnya, banyak waktu yang dia punya terbuang percuma hanya untuk mengisi solar.
"Makanya kepotong waktunya kami, sekarang bermasalah. Kami harus ngisi dulu, malam tidak bisa," tekan dia.
Hal senada juga diungkapkan Obing (40) sopir Kopaja jurusan Pasar Senen-Kelapa Gading, Jakarta. Dirinya mengaku, pembatasan waktu membuatnya tak leluasa mengisi solar.
"Dibilang ribet gimana ya, dibilang tidak ribet ya gimana," ujarnya.
Sohibun (56) sopir angkot jurusan Pasar Senen-Pulogadung mengatakan pembatasan waktu pengisian solar membuat dirinya kesusahan. Bahkan pihaknya mengkritik, ketentuan ini hanya membuat masyarakat ricuh.
"Itu bagaimana ya pemerintah, itu bikin riuh saja," tandasnya. (Amd/Gdn)
Pembatasan Penjualan Solar Ubah Kebiasaan Sopir Metromini
Banyak waktu yang dia punya terbuang percuma hanya untuk mengisi solar.
Advertisement